“Apabila permasalahan gender pada masa pandemi tidak terselesaikan maka PDB global bisa turun USD1 triliun,” Menteri Keuangan Sri Mulyani dikutip melalui akun Instagram resminya @smindrawati, di Jakarta, Senin (20/6/2022).
Baca Juga: Sri Mulyani Bekali Kepala Daerah PDIP Mengenai Manfaat BRIN
Menurut dia ada sejumlah cara untuk meningkatkan kesetaraan gender dengan memfokuskan investasi pada edukasi, keluarga berencana (KB), kesehatan ibu, inklusi digital dan finansial, menyelesaikan hak para pekerja, serta merawat masyarakat berusia lanjut, maka PDB global pada tahun 2023 dapat tumbuh hingga USD13 triliun.
“PDB global pada tahun 2023 dapat tumbuh hingga USD13 triliun. Ini angka yang begitu signifikan,” tulis Sri Mulyani.
Selaras dengan tujuan tersebut, dalam side event B20 yang diselenggarakan Women in Business Action Council pada Jumat (17/06), Sri Mulyani menyampaikan bahwa Indonesia telah berproses sangat signifikan terkait kesetaraan gender. Bahkan menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat 53% dari keseluruhan tenaga kerja di Indonesia merupakan wanita.
Namun sayangnya, 62% dari tenaga kerja tersebut berada di sektor informal. Padahal, tingkat inklusi keuangan wanita di Indonesia lebih tinggi 5% daripada laki-laki. Hal ini menjadi tugas pemerintah yang selaras dengan agenda pembangunan nasional.
Baca Juga: Sri Mulyani Masuk Radar Cak Imin untuk Jadi Cawapres di 2024
Presiden Joko Widodo sendiri telah menargetkan pengentasan kemiskinan absolut pada tahun 2024, dimana pada konteks ini peran wanita menjadi sangat penting.
“Saya paham tantangan ini tidaklah mudah. Untuk itu, saya harap inklusi finansial akan mengakselerasi Indonesia mengurai masalah ini khususnya bagi kaum wanita. Karena bila kita berinvestasi pada wanita, kita berinvestasi pada masa depan bangsa,” kata dia.
Lihat Juga: Sri Mulyani Sewot Lihat Belanja Pegawai di Daerah Naik Terus