NOA | Sigli – Pembenahan Krueng Baro, sungai yang melintasi Kota Sigli, Pidie, Provinsi Aceh, dengan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Kementerian PU, tidak hanya sekedar mengatasi kekumuhan Kota Sigli.
Pembenahan itu telah merubah wajah kota, terutama seputaran Sungai tersebut menjadi semakin indah mempesona.
Amatan awak media ini, sepanjang sungai Kota yang telah disulap menjadi taman ini dijadikan tujuan baru para “Wisatawan Domestik” alias Rekreasi bagi warga lokal dan sekitarnya bersama keluarga mereka untuk menikmati suasana ditempat yang telah tertata dengan apik.
Hiasan lampu sepanjang sungai kota, juga dilengkapi fasiltas tempat duduk taman dan permainan anak telah menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Terlihat Warga sekitar yang rumah mereka berdekatan dengan taman Krueng Baro juga memanfaatkannya untuk berbisnis jajanan bagi para pengunjung.
Tentu ini fenomena baru di Kota Sigli, karena biasanya warga kota memanfaatkan Pantai ataupun sungai didaerah pengunungan sebagai tujuan Rekreasi bersama keluarga. Keindahan dan kenyamanan Taman Krueng Baro Kota Sigli inilah menjadi alasan mereka berkunjung.
Terkait Pembenahan Kota Sigli, salah satunya Taman Krueng Baro, Wakil Bupati Pidie, Fadhlullah TM Daud, ST, Minggu (11/09/2021) mengharapkan, Kota Sigli harus menjadi kota masa depan.
“Kota Sigli harus menjadi kota masa depan yang diridhai oleh Allah SWT. Kita mengajak semua warga agar mendukung “Mimpi” untuk membrenahi semua sektor dan semua wilayah di dalam Kota Sigli ,” ujar Wabup.
Pembenahan bantaran sungai, dengan prinsip Waterfront City, kata Wabup, baik sungai Krueng Baro maupun Krueng Tukah merupakan suatu keharusan.
“Demikian juga dengan pembangunan terkait lainnya, seperti Drainase dalam kota perlu renovasi total dan nantinya memakai tutup sehingga berfungsi sebagai area pejalan kaki, “ingat Kaki adalah transportasi utama setiap warga,” ujar Wabup.
Disampaikan juga oleh Wabup, wilayah pantai Kota Sigli termasuk Pantai Pelangi perlu penataan ulang, sehingga menjadi tempat yang nyaman untuk Rekreasi keluarga.
Halnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) selain sebagai Taman Kota juga berfungsi sebagai ruang serapan dan perlu diperbanyak.
“Sebagai fasilitas pendukung lainnya, jalan akses ke Kota, fasilitas Olahraga berstandar internasional, Museum yang menyimpan benda bersejarah dan manuskrip serta Pengembangan Perpustakaan dengan koleksi literatur dan menampung banyak pengunjung, akan menjadi bagian pengembangan kota,” kata Wabup.
Dalam program berkelanjutan, pengembangan Pasar terpadu Kota Sigli di Pante Teungoh sebagai Pasar Utama harus terintegrasi dengan TPI.
“Tak kalah penting adalah penanganan kawasan pemukiman kumuh, secara bertahap akan ditangani sehingga pada saatnya akan bertransformasi menjadi pemukiman layak ditempati warga,” kata Wabup.
Yang juga menjadi perhatian, sebuah tempat penampungan air sewaktu musim penghujan, dimana semakin berkurangnya lahan tambak dalam Kota Sigli akibat dinamika kota dengan berbagai pembangunan.
Oleh karena itu diperlukan sebuah tempat berbentuk DAM ataupun Kolam buatan yang bisa menampung air permukaan berasal dari hujan, sehingga ketika musim penghujan Kota Sigli bisa terbebas dari banjir.
“Masih banyak lagi sektor lain yang harus dibenahi dan dikembangkan untuk menjadi lebih baik, dan tentunya disesuaikan dengan kemampuan anggaran daerah. Sebagai perhatian, bahwa semua Ikhtiar kita untuk membangun Kota Sigli berlandaskan nilai-nilai Syariat,” imbuh Wabup.
Sebagian kecil “Mimpi” ini harus jadi bahan masukan untuk revisi RTRW kabupaten Pidie yang tengah dikerjakan Konsultan profesional pada tahun ini.
“Kita berharap masyarakat juga memberikan masukan untuk proses Revisi RTRW tersebut,” tutup Wabup Pidie Fadhlullah.(AA)