Pemimpin Republik Chechnya yang pro-Moskow, Ramzan Kadyrov, mengklaim pasukan Rusia akan menggempur lagi dan merebut ibu kota Kyiv setelah berhasil menguasai Ukraina timur seperti Donbas.
“Akan ada serangan, tidak hanya di Mariupol (kota pelabuhan di tenggara Ukraina), tetapi juga di tempat lain, kota, dan desa,” kata Kadyrov dalam sebuah video yang diunggah di saluran Telegramnya, Senin (11/4).
“Pertama-tama, Luhansk dan Donetsk, kami akan sepenuhnya membebaskan wilayah tersebut. Kemudian mengambil Kyiv dan kota lainnya,” paparnya menambahkan.
Kadyrov, yang kerap menganggap dirinya sendiri sebagai “kaki tangan” Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tidak ada keragusn soal rencana merebut Kyiv.
“Saya jamin: tidak ada satu langkah pun akan mundur,” katanya seperti dikutip Reuters.
Kadyrov merupakan eks penentang yang kini menjadi loyalis Putin. Rusia pernah menginvasi Republik Chechnya dan berperang dua kali dengan separatis Chechen setelah Uni Soviet terpecah pada 1991.
|
Pilihan Redaksi
|
Republik Chechnya merupakan wilayah berpenduduk mayoritas Muslim di Rusia selatan. Setelah mencaplok Chechnya, Rusia menggelontorkan sejumlah besar uang ke wilayah itu untuk membangunnya kembali dan memberi Kadyrov otonomi yang luas.
Sementara itu, pasukan Chechen memang turut membantu Rusia melancarkan invasinya ke Ukraina. Kadyrov mengklaim belasan ribu pasukannya ikut diterjunkan membantu tentara Rusia di Ukraina.
Belakangan Rusia menyatakan akan fokus menggempur dan “membebaskan” wilayah Ukraina timur seperti Donbas.
Kyiv mengklaim pasukan Rusia kini tengah mempersiapkan “perang hebat” di timur negaranya menyusul gempuran Moskow yang makin ganas di kawasan itu.
(rds/rds)
[Gambas:Video CNN]
