Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebut ada lima sektor bisnis yang menjadi penyumbang terbesar. Kelima adalah perbankan, telekomunikasi, pertambangan, perkebunan, dan farmasi.
“Dan terlihat bahwa dari data yang sudah masuk, kontribusi diberikan sektor perbankan telekomunikasi, tambang, perkebunan dan yang bagus juga ialah farmasi kontribusi besar juga di laba, baik 1.000 persen pencapaian,” ungkap Arya kepada Wartawan, Rabu (8/6/2022).
Baca Juga: BSI Jadi Bank BUMN, Erick Thohir Pastikan Tak Monopoli Perbankan Syariah
Arya mencatat faktor fundamental perusahaan pelat merah mampu membukukan laba bersih senilai Rp126 triliun pada 2021 ada efisiensi dan transformasi. Bahkan, ini membuktikan jika BUMN mampu bangkit dari kontraksi keuangannya akibat pandemi Covid-19.
“Semu karena dukungan kementrian lain, manajemen, karyawan dan eksternal yang dukung BUMN. Dengan bukti ini buat Pak Erick yakin bahwa transformasi yang ada saat ini ada di track yang benar dan akan diteruskan agar BUMN makin kuat ke depan,” katanya.
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan keberhasilan transformasi yang dicanangkan ini terlihat dari sejumlah pencapaian yang ditorehkan BUMN selama 2021. Salah satunya laba bersih BUMN.
“Total pendapatan BUMN Rp1.983 triliun atau setara 99 persen dari pendapatan APBN,” ujar Erick.
Erick mengatakan, perbaikan kinerja BUMN juga berdampak positif terhadap kontribusi untuk negara. Dia mencatat total pajak, dividen, dan PNBP yang diberikan BUMN secara konsolidasi mencapai Rp 371 triliun.
Lihat Juga: Erick Thohir Pasang Target Tinggi Setoran BUMN ke Negara di 2023