Eropa Bakal Alami Resesi Tajam Jika Rusia Tutup Keran Gas - NOA.co.id
https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3737086233511293
   

Home / News

Kamis, 14 April 2022 - 14:24 WIB

Eropa Bakal Alami Resesi Tajam Jika Rusia Tutup Keran Gas

REDAKSI

JAKARTA – Ekonom Jerman memperkirakan resesi akan terjadi pada negara dengan ekonomi terbesar di Eropa tersebut jika pasokan gas Rusia terhenti. Tak hanya itu, efeknya diyakini bisa menyebar ke seluruh Benua Biru.

Dalam Prakiraan Ekonomi Bersama dua tahunan yang diterbitkan Rabu, lima lembaga ekonomi terbesar Jerman secara tajam mengurangi perkiraan produk domestik bruto (PDB) karena perang di Ukraina memperlambat pemulihan dari Covid-19.

RWI di Essen, DIW di Berlin, Institut Ifo di Munich, IfW di Kiel dan IWH di Halle sekarang memperkirakan PDB Jerman akan tumbuh sebesar 2,7% pada 2022 dan 3,1% pada 2023, dengan asumsi bahwa tidak ada eskalasi ekonomi lebih lanjut terkait perang di Ukraina dan aliran gas ke Eropa dari Rusia terus berlanjut. Lembaga tersebut sebelumnya memproyeksikan pertumbuhan mencapai 4,8% pada tahun 2022.

Baca Juga :  Perberat Sanksi Buat Putin, Inggris Setop Impor Batu Bara dan Minyak Rusia

Baca Juga: Kirain Rusia, Justru Amerika Serikat yang di Ambang Resesi Ekonomi

Uni Eropa berencana untuk melarang impor batubara Rusia dan sedang mengerjakan sanksi terkait minyak Rusia untuk mengucilkan Kremlin dari ekonomi global. Di bagian lain, Presiden Rusia Vladimir Putin dalam berbagai kesempatan mengancam akan memotong pasokan gas ke Eropa.

Baca Juga :  Evaluasi Perpanjangan Kontrak Karya Vale Indonesia, DPR Bakal Bentuk Panja

Langkah tersebut diakui memiliki konsekuensi ekonomi yang mengerikan bagi kedua belah pihak. Untuk diketahui, Badan Statistik Eropa mencatat Jerman membeli 58,9% gas alamnya dari Rusia pada 2020.

Jika terjadi penghentian total pasokan energi Rusia, lembaga Jerman memperkirakan kerugian kumulatif tahun ini dan berikutnya sekitar 220 miliar euro (USD238 miliar), setara dengan lebih dari 6,5% dari output ekonomi tahunan. Ini akan menghasilkan pertumbuhan hanya 1,9% tahun ini dan kontraksi 2,2% pada tahun 2023.

“Jika pasokan gas diputus, ekonomi Jerman akan mengalami resesi yang tajam. Dalam hal kebijakan ekonomi, penting untuk mendukung struktur produksi yang dapat dipasarkan tanpa menghentikan perubahan struktural,” kata Wakil Presiden dan Direktur Riset untuk Siklus Bisnis dan Pertumbuhan di Kiel Institute Stefan Kooths, yang dikutip CNBC, Kamis (14/4/2022).

Baca Juga :  Gen Milenial - Gen Z: Antara Investasi dan Party

“Perubahan ini akan mempercepat industri padat gas bahkan tanpa boikot, karena ketergantungan pada pasokan Rusia, yang telah tersedia dengan harga yang menguntungkan hingga saat ini, bagaimanapun juga harus diatasi dengan cepat,” tambahnya.

Sumber Berita

Share :

Baca Juga

News

Cetak Laba Bersih Rp 29,3T, Sektor Hulu Pertamina Sumbang Mayoritas

News

Terseok-seok, IHSG Hari Ini Berakhir Memerah di Tengah Pelemahan 346 Saham

News

Cuti Bersama Hari Pancasila dan Waisak, Ini Jadwal Operasional Bank Aceh

News

Sekda Ucap Terima Kasih, Program BEREH di Sekolah Mulai Berjalan Baik

News

Gubernur Nova Buka Rapat Kerja ADPMET di Manado

News

Apel Perdana Pasca Idulfitri, Pj Gubernur Ingatkan ASN Pemerintah Aceh Semangat Bekerja 

News

Semarakkan Ramadhan, Pikabas Gelar Aksi Sosial

News

Pengawasan Pengelolaan Dana Desa di Aceh Terus Diperkuat

You cannot copy content of this page

error: Content is protected !!