Banda Aceh – Miklos Gaspar Direktur Pusat Informasi PBB untuk Indonesia (UNIC) berkunjung Ke Aceh untuk meresmikan koleksi UN di Museum Tsunami, Kamis.
“Ini merupakan sebuah kehormatan yang besar bagi saya untuk dapat berdiri di sini hari ini di Museum Tsunami Aceh, sebuah tempat yang menjadi simbol peringatan, ketangguhan, dan refleksi,” Kata Miklos Gaspar, 6 Februari 2024.
Ia Menambahkan, kehadiran Pihaknya di Aceh bukan hanya untuk mengenang tragedi besar yang terjadi pada 26 Desember 2004, tetapi juga untuk merayakan kekuatan dan semangat masyarakat Aceh, yang hingga kini terus menginspirasi kita semua.
“Pameran foto permanen tersebut bukan sekadar kumpulan gambar, tetapi sebuah bukti nyata akan kekuatan solidaritas dan martabat kemanusiaan serta Setiap foto menangkap momen-momen duka, harapan pemulihan,yang mengingatkan kita atas upaya kolektif yang muncul pasca salah satu bencana alam paling dahsyat di dunia,” Ujarnya.
Setelah tsunami melanda, dunia bersatu untuk mendukung Aceh dan Indonesia. Badan-badan PBB, termasuk ILO, IOM, UN-Habitat, UNDP, UNFPA, UNESCO, UNHCR, UNICEF, UNOCHA, UNOPS, WFP, dan WHO, bekerja bahu-membahu dengan Pemerintah Indonesia, organisasi lokal, serta ribuan relawan untuk menyelamatkan nyawa, membangun kembali rumah, memulihkan mata pencaharian dan membantu mereka yang kehilangan segalanya. Dedikasi dan komitmen mereka tergambar jelas dalam foto-foto yang dipamerkan di sini.
“Melalui foto-foto ini, kita melihat bagaimana UNICEF memastikan anak-anak tetap mendapatkan pendidikan dengan mendirikan sekolah darurat dan mendukung reformasi sistem peradilan anak dan Kita menyaksikan peran UNDP dalam membangun kembali Pelabuhan Ulee Lheue serta menciptakan peluang kerja berkelanjutan. Kita mengenali komitmen UNESCO dalam memperkuat kesiapsiagaan bencana dan sistem peringatan dini, kontribusi ILO dalam pemulihan ekonomi masyarakat, serta peran IOM dalam membangun rumah dan fasilitas medis,” Ujarnya.
Miklos menjelaskan, UNFPA, WHO, UNOPS, dan UN-Habitat juga memiliki peran penting dalam memulihkan layanan kesehatan, membangun kembali komunitas, dan memastikan pemulihan yang berkelanjutan.
“Hari ini, saat kita berkumpul di sini, kita tidak hanya mengenang mereka yang telah tiada, tetapi juga meneguhkan kembali komitmen kita untuk memastikan bahwa generasi mendatang lebih siap menghadapi bencana. Pembelajaran dari respons terhadap tsunami telah membentuk cara dunia dalam menangani krisis kemanusiaan, dengan menekankan prinsip ketahanan, inklusivitas, dan keberlanjutan,” Terangnya.
Pameran tersebut dikurasi bersama Museum Tsunami Aceh dan United Nations Information Centre (UNIC), merupakan penghormatan abadi untuk semangat masyarakat Aceh. Ini adalah pengingat bahwa dalam masa krisis, persatuan dan kepedulian dapat menghasilkan pemulihan dan pembaruan yang luar biasa.
“Atas nama Perserikatan Bangsa-Bangsa, saya menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah Aceh, Museum Tsunami Aceh, serta seluruh mitra yang telah mewujudkan pameran ini. Semoga gambar-gambar ini terus menginspirasi dan mendidik kita semua, memastikan bahwa kenangan akan 2004 menjadi bahan bakar bagi komitmen kita menuju masa depan yang lebih inklusif dan tangguh,” Tutupnya.
Tentang Pusat Informasi PBB
Pusat Informasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICs) adalah sumber utama informasi tentang sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa di negara tempat mereka berada.
UNIC bertanggung jawab untuk meningkatkan pemahaman publik dan dukungan terhadap tujuan dan kegiatan PBB dengan menyebarkan informasi mengenai pekerjaan Organisasi ini kepada masyarakat di mana pun, terutama di negara-negara berkembang.
Editor: Amiruddin. MK