Presiden Hungaria yang dikenal pro-Vladimir Putin, Viktor Orban, kembali menang dalam pemilu. Di periode baru pemerintahannya, Orban ingin Hungaria tetap bergabung dengan NATO.
“Kami terus melihat masa depan kami di Uni Eropa dan ingin berperan aktif dalam membentuk Uni Eropa di masa depan,” kata Orban dalam konferensi pers, Rabu (6/4), dikutip dari Hungary Today.
Ia kemudian berkata, “Kami adalah anggota NATO. Kami akan terus menjadi anggota dan kami ingin memperkuat militer kami, yang juga akan memperkuat NATO.”
Selain itu, Orban menekankan betapa penting meraih perdamaian di Eropa. Menurutnya, langkah pertama untuk perdamaian adalah gencatan senjata.
Orban juga ingin gencatan senjata dilakukan secepatnya, mengingat “perang menjadi semakin brutal.”
Tak hanya itu, Orban menilai “kesengsaraan di bagian dunia akan terus terjadi” bila gencatan senjata masih belum dicapai.
Meski demikian, Orban tak merujuk dengan tegas perang yang ia maksud. Saat ini, Rusia masih terus menggempur Ukraina, meski sudah ada sejumlah upaya perundingan demi mencapai gencatan senjata total.
Orban sendiri merupakan salah satu sekutu Putin. Ia sempat mengatakan bahwa Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, sebagai salah satu musuh yang harus dikalahkan.
Hungaria juga menolak usulan Uni Eropa terkait pelarangan impor energi dari Rusia. Salah satu alasannya karena Budapest bergantung pada gas Moskow.
Di samping itu, Hungaria juga merupakan anggota NATO. Blok Barat tersebut merupakan salah satu pemicu Rusia menyerang Ukraina.
Rusia geram karena Ukraina sempat ingin bergabung dengan NATO. Kemungkinan itu membuat keamanan Rusia makin terancam karena kian banyak negara tetangga mereka bergabung dengan blok Barat.
[Gambas:Video CNN]
(pwn/has)
[Gambas:Video CNN]