Hal ini kemudian membuat banyak investor memindahkan asetnya dari perusahaan dengan pertumbuhan tinggi (high growth) dan mencari perusahan dengan aset yang aman seperti komoditas.
“Banyak yang lari ke komoditas, juga precious metal, kepada asset class yang lain. Nah untuk perusahaan teknologi yang sangat high growth dan benefit dari low cost environment itu mereka mengalami penurunan karena banyak investor lari,” kata Pandu, Kamis (23/6/2022).
Baca juga: PHK Massal di Startup Mengingatkan Fenomena Dotcom di Era 2000an
Namun, lanjut Pandu, saat ini justru menjadi waktu yang sangat menarik untuk melihat perkembangan startup, karena masih adanya pertumbuhan di sektor teknologi.
“Apa sih yang berubah selama 4-5 bulan terakhir, karena pertumbuhannya masih ada. Banyak perusahaan sektor teknologi ini. Menurut saya sangat bagus untuk melihat nilai yang ada pada sektor teknologi,” ucapnya.
Meski terlihat masih menggiurkan, Pandu juga mewanti-wanti para pendiri atau founder startup bahwa investor akan lebih berhati-hati.
Investor, menurutnya, kini cenderung mencari startup yang bisa menjadi solusi permasalahan yang ada pada masyarakat dari hulu ke hilir.
Baca juga: Startup Tidak Daftar PSE hingga 20 Juli 2022, Kominfo: Kami Tutup!
Lihat Juga: BEI Tutup Kode Domisili Investor per 27 Juni, Data Transaksi Tetap Bisa Diakses