Aceh Besar – Ratusan orang eks korban tsunami yang tinggal di komplek perumahan Care, Gampong Teureubeh Kota Jantho, Aceh Besar larut dalam doa saat memperingati 20 tahun musibah Gempa dan Tsunami melanda Aceh pada 14 Zulkaidah 1420 Hijriah lalu atau tepat pada 26 Desember tahun 2004 silam.
Peringatan yang berlangsung pada Kamis malam 23 Mei 2024 itu dihadiri ratusan warga yang tinggal di kawasan itu. Doa dipimpin oleh Abi Mawardi tabok Abe, Tengku Adli Sinye Indrapuri dan Imun Meunasah Komplek Care, Tgk Rusli.
Seluruh warga yang hadir tampak larut dalam berdoa mengenang sang keluarga yang telah pergi menghadap sang Khalik pada Musibah yang mengundang “mata dunia” itu.
Pada peringatan musibah tsunami ke 20 sekaligus perpindahan pedoman peringatan ke tahun Hijriah ini, turut dilakukan penayangan film tentang musibah Tsunami dan ceramah agama yang di sampaikan oleh Teungku Adli Sinye.
Dalam Sambutan Geuchik Gampong Teureubeh yang disampaikan oleh Tokoh Agama setempat Abi Bukhari memaparkan bahwa pergeseran waktu peringatan Musibah Tsunami yang dilaksanakan tahun ini merupakan titik awal peringatan peristiwa dahsyat itu sesuai dengan tanggal dan bulan kejadiannya.
Sedangkan jika berpedoman pada bulan tahun Meshi terjadi pergeseran waktu yang cukup jauh dari tanggal dan bulan peristiwanya yang sebenarnya terjadi.
“Keyakinan kita bila berpedoman pada bulan dan tahun hijriah, maka detik detik peringatan musibah tsunami tepat pada tanggal dan bulan terjadinya musibah tersebut,” ujar Abi Bukhari.
Sementara ceramah agama yang disampaikan oleh Teungku Adli Sinye menyampaikan terkait rasa syukur atas rahmat Allah yang telah diberikan kepada masyarakat di perumahan Care dan telah selamat dari musibah besar itu.
“Semua itu adalah cobaan dan ujian Allah, barang siapa yang bersabar maka rahmat Allah akan berlipat ganda kepadanya dan mensyukuri rahmat Allah salah satu bentuk ketaqwaan kepada Allah,” kata Teungku Adly.
“Kepada korban Tsunami yang telah tiada kita bermunajah kepada Allah ditempatkannya di SurgaNYA,” tambahnya.
Lebih lanjut kata Teungku Adly, musibah tersebut perlu menjadi pelajaran ‘itibar bagi semua dan senantiasa berupaya menjauhkan diri perbuatan yang mengundang kemurkaan Allah dalam hidup ini.
Ia berharap hendaknya peristiwa itu tidak sebatas memperingati setiap tahunnya, tapi juga dapat mewariskan sejarah itu kepada anak cucu, sehingga peristiwa itu benar benar dapat dijadikan pedoman dan pelajaran bagi umat islam akan kekuasaan Allah.
“Semoga melalui peringatan Tsunami yang di gelar setiap tahunnya ini dapat menjadi pelajaran baru bagi generasi baru dalam menjalankan hidup di dunia ini dan sebagai bukti tanda kebesaran Allah,” demikian pesannya.
Sebagai informasi, Peringatan Musibah Gempa dan Tsunami ini senantiasa di peringati oleh Masyarakat Perumahan Care, Gampong Teureubeh, Kota Jantho, Aceh Besar, sebelumnya setiap tanggal 26 Desember mengikuti keputusan Pemerintah.
Peringatan dilaksanakan dengan doa bersama yang digelar di Meunasah setempat, namun sejak tahun 2024 ini peringatan Tsunami digelar berbeda dengan tanggal yang telah ditetapkan pemerintah dengan tujuan ingin memperingati peristiwa tersebut tepat pada tanggal dan bulan kejadian itu terjadi yang sebenarnya.
Penulis : Dahlan ZA
Editor : Amiruddin MK