Banda Aceh – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengajak kalangan mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) untuk mempersiapkan diri menjadi wirausahawan muda. Demikian disampaikan Wamentan saat memberi kuliah umum berjudul “Mempersiapkan Mahasiswa yang Berjiwa Wirausaha” di Gedung AAC Dayan Dawood USK, Selasa, 13 Agustus 2024.
“Secara sederhana, visi itu memperkirakan hal-hal yang akan terjadi, berdasarkan latihan, berdasarkan belajar, berdasarkan riset. Kemudian setelah itu kita harus mempersiapkan diri dimulai sebelum kejadian itu,” ujar Wamentan dihadapan ribuan mahasiswa baru USK.
Perjuangan dan visi mahasiswa, kata Wamentan ibarat pemain bola yang kini merumput bersama Manchester City, Kevin De Bruyne. Baginya, pemain tersebut merupakan pemain cerdas yang memiliki kemampuan membaca peluang untuk disempurnakan Erling Haaland menjadi sebuah gol.
“Kevin de bruyne berlari sambil bawa bola, dia sudah membayangkan nanti Erling Haaland akan ada di pojok sana, sehingga ia umpan bawah, umpan atas, pakai terobosan dan seterusnya. Itulah namanya visi,” katanya.
Mengenai hal ini, Wamentan menegaskan bahwa visi Presiden terpilih adalah bagaimana berdaulat pangan secara utuh dan bukan hanya sebatas beras melainkan juga komoditas lain seperti perkebunan kopi yang menjadi unggulan masa depan bangsa.
“Kita punya pemimpin yang visioner maka saya selaku Wakil Menteri Pertanian, tugas saya menerjemahkan visi pemimpin menjadi sebuah action plan. Maka, supaya kita juara di kopi, apa yang harus dilakukan? bibitnya harus bagus, kemudian alat yang digunakan harus bagus, diplomasi pasarnya juga harus bagus,” katanya.
Kementerian Pertanian, kata Wamentan telah memastikan peningkatan produktivitas dan produksi padi melalui refocusing anggaran untuk melakukan program perluasan areal tanam (PAT) melalui optimasi lahan rawa, pompanisasi dan sisip padi gogo.
Semua langkah itu merupakan upaya pemerintah dalam mengantisipasi dampak El nino yang menyebabkan gagalnya produksi. Oleh karena itu, Kementan bersama pemerintah daerah terus memanfaatkan sumber air melalui pompanisasi dalam mengejar masa tanam dan menggarap lahan-lahan tadah hujan.
“Bagaimana caranya sumber air yang dari sungai, danau, dipompa untuk mengairi lahan supaya yang tadinya tidak bisa tanam, bisa tanam. Jadi tidak ada cara lain supaya cukup pangan, nanamnya harus banyak. Artinya, luas sawah harus banyak, atau luas sawahnya tetap sama tapi lebih sering nanam dalam setahun,” katanya.
Sebagai informasi, berdasarkan data hasil survey KSA BPS pada amatan Juni 2024 menunjukkan bahwa luas panen pada bulan Agustus diperkirakan mencapai 0,94 juta hektar dengan produksi padi 4,62 juta ton dan di bulan September seluas 1 juta hektar dengan produksi padinya 5,14 juta ton. Dengan begitu, produksi beras di bulan Agustus dan September 2024 akan mencukupi kebutuhan dalam negeri bahkan mengalami surplus.
“Kalau grafiknya naik, maka produktivitasnya tinggi. Nah, supaya tidak impor, maka wajib surplusnya tidak 500 ribu lagi tapi minimal 5 sampai 6 juta ton,” jelasnya.
Editor: Amiruddin. MK