Urgensi Bisnis Berkelanjutan Jadi Kebutuhan Perusahaan di Masa Depan - NOA.co.id
https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3737086233511293
   

Home / News

Minggu, 29 Mei 2022 - 22:34 WIB

Urgensi Bisnis Berkelanjutan Jadi Kebutuhan Perusahaan di Masa Depan

REDAKSI

JAKARTAPerubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat termasuk mempengaruhi berbagai aspek pada perubahan alam dan kehidupan manusia, seperti kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian dan ekosistem wilayah pesisir.

Kondisi ini juga mendorong banyak pelaku usaha untuk menjalankan bisnis yang berkelanjutan . Perusahaan tidak hanya mengejar profit, tapi juga menjalankan bisnis yang ramah lingkungan (planet) dan memiliki komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat (people).

Lebih dari itu, urgensi bisnis berkelanjutan telah menjadi sebuah kebutuhan perusahaan di masa depan. Berbagai pendekatan kemudian digunakan dalam pelaksanaannya, di antaranya Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan Environment, Social, and Governance (ESG).

Baca Juga :  Deretan Artis Punya Harta Karun Terkubur di Bawah Tanah, Nomor 1 Kakak Anggota DPR

Implementasinya diharapkan dapat menghadirkan dampak positif di wilayah operasional perusahaan, sekaligus mampu menjadi sarana hubungan baik dengan masyarakat sekitar dan pemerintah. Hal ini merupakan sebuah langkah bagi korporasi untuk bisa menjalankan bisnisnya dengan baik, sekaligus menghadirkan inklusi sosial ketika perusahaan dan masyarakat di sekitarnya bisa berjalan dan maju bersama.

Pemerhati lingkungan Alexander Sonny Keraf menyampaikan isu yang berkembang saat ini bukan hanya perubahan iklim, tapi juga dampak lingkungan dari aktivitas ekonomi sejak revolusi industri. Pasalnya, sejak revolusi industri terjadi, sebagian besar industri menggunakan energi fosil sebagai penggerak operasi perusahaan.

Baca Juga :  Dukung Energi Hijau, PTBA Gelar Kompetisi Greenovator Berhadiah Rp3 Miliar

Bagi mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup di era Presiden KH. Abdurahman Wahid ini, ada empat imbas dari revolusi industri yakni berupa pencemaran baik udara, air, lahan, lalu kerusakan lingkungan seperti hutan hingga kerusakan lapisan ozon.

“Ketiga adalah kepunahan aneka ragam hayati baik flora dan fauna yang merupakan sumber pangan dan obat-obatan sekaligus rantai kehidupan. Barulah berikutnya yang keempat kita sebut sebagai pemanasan global dan perubahan iklim dengan dampaknya yang dahsyat termasuk berkembang biaknya penyakit lama maupun penyakit baru,” kata pria lulusan jurusan filsafat Universitas Leuven Belgia dalam sebuah webinar, di Jakarta, baru-baru ini.

Baca Juga :  Selamatkan Bumi, Forum Y20 Ajak Generasi Muda Aktif Kampanyekan Ekonomi Sirkular

Baca Juga: Selamatkan Bumi, Forum Y20 Ajak Generasi Muda Aktif Kampanyekan Ekonomi Sirkular

Salah satu solusi yang bisa dilakukan oleh para pelaku usaha, menurut Sonny, adalah dilakukannya konsep ekonomi sirkular. Ekonomi sirkular merupakan model industri baru yang berfokus pada reducing, reusing, dan recycling yang mengarah pada pengurangan konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah.

Sumber Berita

Share :

Baca Juga

News

Kejar Target Pusat Halal Dunia, Wapres Dorong Program KNEKS Segera Netes

News

Jelang Ramadan, KADIN Abdya Minta Perbankan Cairkan KUR 2023

News

10 Wanita Terkaya di Dunia Tahun 2022, 3 Teratas Dapat dari Harta Warisan

News

Gubernur Nova Terima Kunjungan Silaturrahmi Peserta PPRA Lemhanas RI

Nasional

Lepas 75 Kafilah MTQ ke-35, Ini Pesan Wakil Bupati Aceh Tenggara

News

Pj Gubernur Aceh Sambut Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Bandara SIM

Daerah

Adukan Wartawan ke Polisi, Ketua PWRI Aceh Singkil Kecam Sikap PT Socfindo

News

Terkait Pemanggilan Oknum Keuchik, GRIB Jaya Sampaikan Hal ini

You cannot copy content of this page

error: Content is protected !!