NOA l Abdya – Abdul (37) salah seorang warga Gampong Pantee Rakyat, Kecamatan Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), menjadi korban pungutan liar (pungli) yang diduga pelakunya keuchik gampong setempat.
Berdasarkan informasi, oknum Keuchik tersebut meminta uang tersebut sebagai pelicin untuk mendapatkan satu unit rumah bantuan dari program gampong.
“Saya diminta uang Rp10 juta oleh Keuchik, katanya akan diberikan bantuan rumah dhuafa ukuran 8×12 meter,” ungkap Abdul kepada awak media, Senin (3/1/2022).
Namun, ia mengaku, saat itu ia tidak memiliki uang dengan jumlah yang diminta oleh oknum keuchik tersebut. Sehingga setelah bernegosiasi, dirinya hanya memberikan dana tunai sebesar Rp3 juta.
“Saya tidak punya uang, terpaksa saya harus berhutang ke mertua. Sekarang saya malu karena uang belum saya kembalikan, dan rumah yang dijanjikan sama Pak Keuchik juga tidak ada,” tutur Abdul.
Menurut pernyataannya, kejadian itu terjadi pada Oktober 2020 lalu, namun hingga saat ini bantuan rumah dhuafa yang dijanjikan tak kunjung ada kejelasan.
Bukan itu saja, Abdul mengaku telah berusaha meminta agar uang itu dikembalikan saja. Bukannya mendapatkan uangnya, Abdul malah mendapat janji bahwa rumah bantuan itu akan segera dibangun.
“Saat minta dikembalikan, Pak Keuchik kasih harapan akan dibangun pada bulan Juni 2021 lalu. Nyatanya, sampai sekarang tidak ada kepastian dan kejelasan,” pungkas Abdul.
Sementara itu, salah seorang warga Gampong Pantee Rakyat, yang namanya enggan disebutkan mengatakan, desas desus informasi tersebut telah lama menjadi perbincangan hangat di masyarakat setempat.
“Kami juga mendengar informasi itu. Pak Keuchik diduga meminta uang sama calon penerima rumah dhuafa program desa, untuk besaran jumlahnya capai jutaan rupiah,” beber sumber.
Dirinya berharap, pihak berwenang dapat mengambil tindakan tegas dalam menyikapi permasalah tersebut. Sehingga kaum dhuafa di Gampong Pantee Rakyat, Babahrot tidak menjadi korban penindasan pungli oknum keuchik.
“Sebagai warga Gampong Pantee Rakyat, kami meminta kepada pihak yang berwenang untuk dapat segera menindaklanjutinya,” tuntasnya.
Keuchik Gampong Pantee Rakyat, Abu Bakar Idris dihubungi via telepon seluler membantah informasi tersebut.
“Tidak ada, jika memang ada boleh diadu (dipertemukan). Saya sekarang lagi di kebun,” bantah Abu Bakar Idris.(RED).