Aceh Barat Daya – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Gusvizarni menutup kegiatan ISSAC ke-2 MTSN 4 Kabupaten setempat, Kamis (16/2/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Gusvizarni yang baru dilantik sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Barat Daya itu menegaskan, Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan harus terus bersinergi.
Gusvizarni juga meminta maaf atas desas-desus adanya sekolah-sekolah dibawah jajaran Dinas Pendidikan Aceh Barat Daya tidak mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh madrasah di jajaran Kemenag.
“Bahwa tidak hadir yang mewakili Dinas Pendidikan yaitu sekolahnya kami mohon maaf, saya rasa itu hanya karena kurangnya komunikasi,” kata Gusvizarni.
“Insyaallah kita akan berkomunikasi dengan baik kepada sekolah-sekolah supaya mereka tidak salah pengertian dengan adanya acara seperti ini,” sambungnya.
Gusvizarni juga mengakui, dengan Danya berbagai kegiatan yang dilakukan oleh pihak Madrasah memang sedikit melahirkan kecemasan bagi sekolah-sekolah umum.
“Saya tahu di balik ini semua program sekolah-sekolah itu seperti menebar gula, sehingga semut-semut akan datang, ini salah satu daya tariknya,” kata Gusvizarni.
Jadi, sambungnya, dirinya akan terus memberikan pengertian supaya mereka (sekolah umum) juga harus menebar gula di sekolahnya.
“Kita harus bersaing sehat, salah siapa sekolahnya tidak ada gula padahal uang untuk beli gula sudah disediakan oleh pemerintah, ayo bersaing sehat ayo kita sama-sama ikut kita bersaingnya positif,” tegas Gusvizarni.
Dikesempatan ini, kata Gusvizarni, pihaknya berkomitmen akan terus membantu madrasah-madrasah kalau diminta untuk dibantu.
“Saya mau dan saya siap membantu dengan secara pribadi, semoga kita konsisten dan tolong juga dari Kementerian Agama untuk membantu kami,” sebut Gusvizarni.
Bantuan tersebut, terangnya, kalau siswanya di madrasah-madrasah sudah banyak sekali jangan dipaksa semua ke sini.
“Jangan dipaksakan, dibuat tes tapi dihadirkan lagi kelas baru kasihan tetangga lama-lama sekolahnya tutup ketika sejumlah siswanya berkurang maka sekolah itu akan ditutup, tolong kalau sudah terlalu rame jangan dipaksakan,” imbuh Gusvizarni.
Sekarang, katanya, saat inilah komitmen harus dibangun bersama supaya harmonisasi antara sekolah umum dengan sekolah-sekolah keagamaan dapat terus terjalin.