Rusia disebut berupaya memusatkan komando dan kontrol operasi militernya di Ukraina dengan menunjuk Jenderal Angkatan Darat Rusia Alexander Dvornikov sebagai komandan baru invasi di negara tersebut.
Intelijen militer Inggris mengatakan ketidakmampuan Rusia menyatukan dan mengoordinasikan operasi militernya telah menghambat invasinya ke Ukraina hingga saat ini.
Dikutip Reuters, menurut buletin intelijen militer yang dirilis Kementerian Pertahanan Inggris, penunjukan Dvornikov memperlihatkan Rusia salah perhitungan soal perlawanan pasukan Rusia.
London menilai penunjukan Dvornikov juga bisa menjadi bukti perencanaan pra-Perang Rusia tidak efektif sehingga memaksa Moskow mengatur ulang operasi militernya ke Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin menunjuk Dvornikov untuk memimpin perang Rusia di Ukraina pada pekan lalu.
Dvornikov merupakan komandan militer dengan sepak terjang yang tinggi dalam hal pertempuran. Dia adalah komandan pertama operasi militer Rusia di Suriah pada September 2015 silam.
Penunjukan Dvornikov berlangsung ketika sejumlah ahli perang dan intelijen Barat menilai pasukan Rusia mulai kewalahan dan kekurangan logistik setelah sebulan lebih menginvasi Ukraina.
Intelijen Amerika Serikat dan Inggris bahkan mengklaim pasukan Rusia sudah ogah-ogahan melakukan perintah pusat dan kehilangan arah komando.
Sebelumnya, CNN melaporkan Rusia tidak memiliki komandan militer dalam operasinya di Ukraina. Pasukan Rusia disebut beroperasi tanpa koordinasi dan terkadang memiliki tujuan yang tak seragam.
AS menilai Putin kemungkinan akan menunjuk seorang jenderal yang pasukannya beroperasi di wilayah selatan Ukraina. Sebab, di kawasan tersebut Rusia telah mengambil dan menguasai sejumlah wilayah, sebagai peralihan kegagalan Rusia untuk mengepung Kyiv dan kota-kota di Ukraina utara.
Analis militer dan pejabat AS yang familiar dengan intelijen telah berspekulasi bahwa penunjukan Dvornikov dilatarbelakangi oleh tujuan Putin menyabet kemajuan signifikan dan nyata di Ukraina sebelum Hari Kemenangan pada 9 Mei.
Victory Day merupakan salah satu hari nasional terpenting Rusia yang memperingati kekalahan pasukan Nazi Jerman di Perang Dunia II.
Pejabat Eropa menganggap tenggat waktu ini dapat menyebabkan Rusia membuat kesalahan yang lebih buruk di Ukraina.
Rencana ini, kata Eropa, juga berpotensi menyebabkan pasukan Rusia melakukan lebih banyak kekejaman, seperti yang diduga terjadi di pinggiran kota Kyiv, Bucha, saat berada di bawah pendudukan Rusia.
(rds)
[Gambas:Video CNN]