Tertundanya Proses Repatriasi, Faktor lain di balik Perdagangan Manusia terhadap Etnis Rohingya   - NOA.co.id
   

Home / News / Opini

Minggu, 17 Maret 2024 - 03:08 WIB

Tertundanya Proses Repatriasi, Faktor lain di balik Perdagangan Manusia terhadap Etnis Rohingya  

REDAKSI

Foto : Farid Ismullah/NOA.co.id/Foto

Foto : Farid Ismullah/NOA.co.id/Foto

Perdagangan manusia ilegal ke Malaysia melalui laut bukanlah hal baru. Sasaran utama geng-geng tersebut adalah perempuan dan anak-anak Rohingya, yang banyak di antaranya tidak berpendidikan.

Sudah menjadi rahasia umum di kamp-kamp tersebut bahwa beberapa geng kriminal Bangladesh dan Rohingya bekerja di balik layar perdagangan manusia.

Meskipun banyak pengungsi Rohingya yang cenderung mengirim kerabat mereka, terutama perempuan dan anak perempuan, ke luar kamp ke Malaysia dan Thailand, para pelaku perdagangan manusia dari komunitas tersebut memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan uang dengan cepat.

Baca Juga :  Kakanwil Kemenkumham Aceh Monitoring Imigran Etnis Rohingya di Gedung PMI Aceh Barat

Tren ini meningkat sejak satu juta warga Rohingya mengungsi di Cox’s Bazar setelah terpaksa meninggalkan Negara Bagian Rakhine selama tindakan keras militer pada tahun 2017.

Tertundanya proses repatriasi mereka yang aman ke Myanmar adalah faktor lain di balik berlanjutnya perdagangan manusia terhadap warga Rohingya.

Jumlah perempuan yang belum menikah di kamp-kamp Rohingya sangatlah signifikan, Banyak keluarga Rohingya yang menginginkan putri mereka menikah dengan pria Rohingya yang menetap di Malaysia.

Sebagian besar orang yang diselamatkan saat menyeberangi laut pada waktu yang berbeda mengatakan bahwa mereka rutin berhubungan dengan kerabat mereka yang tinggal di Malaysia, Mereka meninggalkan kamp dan ingin pergi ke Malaysia, berharap mendapatkan penghidupan yang baik.

Baca Juga :  Kenapa Zelensky 'Gedor-gedor' Korsel Minta Bantuan Senjata?

Namun situasi di Malaysia juga tidak menguntungkan. Sesampainya di sana, banyak warga Rohingya yang ditahan oleh penegak hukum atau menjadi sasaran berbagai bentuk penyiksaan di tangan para penyelundup manusia.

Sebagian Daerah yang digunakan untuk menyelundupkan warga Rohingya ke luar negeri, Shamlapur, Sheelkhali, Rajarchhara, Jahazpura, Sbarang, Shah Porir Dwip, Katabonia, Mithapanirchhara, Jaliapalong, Inani, Himchhari, Rejukhal, Qutubdiara, Khurushkul, Chauphaldandi, Maheshkhali, serta Sitakunda dan Mazhirghat.

Baca Juga :  Dorong Edukasi Finansial, Generali Terus Perkuat Sinergi dengan Media

Beberapa pemimpin Rohingya diduga terlibat dalam perdagangan ini, Semuanya merupakan warga kamp pengungsi berbeda .

Namun setelah eksodus baru sejak 25 Agustus 2017, jumlah orang yang terlibat dalam perdagangan manusia meningkat dua kali lipat.

Para korban perdagangan manusia rela membayar uang kepada calo untuk pergi ke Malaysia melalui laut.

Harus memberikan tekanan pada pemerintah Myanmar untuk memulangkan warga Rohingya dengan bermartabat.

Mereka harus mendapat jaminan tempat tinggal yang aman di negara tersebut, Solusi segala permasalahan terkait Etnis Rohingya.

Share :

Baca Juga

News

Asian Agri Tingkatkan Penghasilan Petani Dua Kali Lipat Lewat Replanting

News

Dorong Investasi Emas di Masyarakat, BSI Region Aceh Gelar Roadshow Hujan Emas di 3 Area

News

Mulai 20.00 WIB Malam Ini Jalur 3 Stasiun Manggarai Ditutup, Cek Jadwal KRL Commuter

News

Arab Saudi Tetapkan Jumlah Jemaah Haji Tahun Ini 1 Juta

News

PDIP Gelar Baksos Pengobatan Gratis untuk Masyarakat

News

ASN Rumah Sakit Jiwa Aceh Donorkan 45 Kantong Darah

News

Sah! Munawar Khalil Pimpin Ketua Umum IKA FISIP USK Periode 2022-2026

News

Danlanal Dan Pemerintah Gandeng Yakopi dalam Penanam Mangrove