Tertundanya Proses Repatriasi, Faktor lain di balik Perdagangan Manusia terhadap Etnis Rohingya   - NOA.co.id
https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3737086233511293
   

Home / News / Opini

Minggu, 17 Maret 2024 - 03:08 WIB

Tertundanya Proses Repatriasi, Faktor lain di balik Perdagangan Manusia terhadap Etnis Rohingya  

REDAKSI

Foto : Farid Ismullah/NOA.co.id/Foto

Foto : Farid Ismullah/NOA.co.id/Foto

Perdagangan manusia ilegal ke Malaysia melalui laut bukanlah hal baru. Sasaran utama geng-geng tersebut adalah perempuan dan anak-anak Rohingya, yang banyak di antaranya tidak berpendidikan.

Sudah menjadi rahasia umum di kamp-kamp tersebut bahwa beberapa geng kriminal Bangladesh dan Rohingya bekerja di balik layar perdagangan manusia.

Meskipun banyak pengungsi Rohingya yang cenderung mengirim kerabat mereka, terutama perempuan dan anak perempuan, ke luar kamp ke Malaysia dan Thailand, para pelaku perdagangan manusia dari komunitas tersebut memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan uang dengan cepat.

Baca Juga :  Kakanwil Kemenkumham Aceh Monitoring Imigran Etnis Rohingya di Gedung PMI Aceh Barat

Tren ini meningkat sejak satu juta warga Rohingya mengungsi di Cox’s Bazar setelah terpaksa meninggalkan Negara Bagian Rakhine selama tindakan keras militer pada tahun 2017.

Tertundanya proses repatriasi mereka yang aman ke Myanmar adalah faktor lain di balik berlanjutnya perdagangan manusia terhadap warga Rohingya.

Jumlah perempuan yang belum menikah di kamp-kamp Rohingya sangatlah signifikan, Banyak keluarga Rohingya yang menginginkan putri mereka menikah dengan pria Rohingya yang menetap di Malaysia.

Sebagian besar orang yang diselamatkan saat menyeberangi laut pada waktu yang berbeda mengatakan bahwa mereka rutin berhubungan dengan kerabat mereka yang tinggal di Malaysia, Mereka meninggalkan kamp dan ingin pergi ke Malaysia, berharap mendapatkan penghidupan yang baik.

Baca Juga :  Kenapa Zelensky 'Gedor-gedor' Korsel Minta Bantuan Senjata?

Namun situasi di Malaysia juga tidak menguntungkan. Sesampainya di sana, banyak warga Rohingya yang ditahan oleh penegak hukum atau menjadi sasaran berbagai bentuk penyiksaan di tangan para penyelundup manusia.

Sebagian Daerah yang digunakan untuk menyelundupkan warga Rohingya ke luar negeri, Shamlapur, Sheelkhali, Rajarchhara, Jahazpura, Sbarang, Shah Porir Dwip, Katabonia, Mithapanirchhara, Jaliapalong, Inani, Himchhari, Rejukhal, Qutubdiara, Khurushkul, Chauphaldandi, Maheshkhali, serta Sitakunda dan Mazhirghat.

Baca Juga :  Dorong Edukasi Finansial, Generali Terus Perkuat Sinergi dengan Media

Beberapa pemimpin Rohingya diduga terlibat dalam perdagangan ini, Semuanya merupakan warga kamp pengungsi berbeda .

Namun setelah eksodus baru sejak 25 Agustus 2017, jumlah orang yang terlibat dalam perdagangan manusia meningkat dua kali lipat.

Para korban perdagangan manusia rela membayar uang kepada calo untuk pergi ke Malaysia melalui laut.

Harus memberikan tekanan pada pemerintah Myanmar untuk memulangkan warga Rohingya dengan bermartabat.

Mereka harus mendapat jaminan tempat tinggal yang aman di negara tersebut, Solusi segala permasalahan terkait Etnis Rohingya.

Share :

Baca Juga

News

Disdik Aceh dan Kemendikbud Ristek Gelar Bimtek E-Pembelajaran Berbasis TV dan Suara Edukasi

News

Penjabat Gubernur Aceh Tutup MQK se-Aceh, Serahkan Piala Juara Umum untuk Aceh Besar

News

IHSG Hari Ini Bakal Diwarnai Profit Taking Lanjutan, Cek Rekomendasi Sahamnya

News

TP PKK Kabupaten Aceh Barat Gelar Lomba Daur Ulang Sampah

News

Anggota DPR Sebut Ada Terorisme Ekonomi, Negara Tak Boleh Sampai Kalah

News

Mantan Pembantu Putin: Embargo Penuh Terhadap Minyak Rusia Bisa Hentikan Perang Ukraina

News

Hari ini 36 Orang Jalani Vaksinasi Covid-19 di Museum Aceh

News

Naik Pesawat Tak Perlu PCR atau Antigen, Menhub: Turis Asing Masuk RI Akan Meledak

You cannot copy content of this page

error: Content is protected !!