Home / Peristiwa

Senin, 24 Maret 2025 - 00:54 WIB

SPS Aceh: Lawan Teror, Jaga Kebebasan Pers! Tempo Tak Boleh Dibungkam

REDAKSI

Ketua SPS Aceh, Muktarruddin Usman (kanan) dan Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin ngopi bareng di Sekber Jurnalis Aceh, Banda Aceh, Ahad, 23 Maret 2025 malam. Foto: Dok SPS Aceh

Ketua SPS Aceh, Muktarruddin Usman (kanan) dan Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin ngopi bareng di Sekber Jurnalis Aceh, Banda Aceh, Ahad, 23 Maret 2025 malam. Foto: Dok SPS Aceh

Banda Aceh – Serikat Perusahaan Pers (SPS) Aceh mengecam keras aksi teror yang menimpa kantor Tempo dan jurnalisnya. Tindakan intimidatif semacam ini merupakan ancaman serius terhadap kebebasan pers dan tidak bisa ditoleransi dalam negara demokrasi.

Ketua SPS Aceh, Muktarrudin Usman, menegaskan bahwa kebebasan pers adalah pilar utama dalam menjaga transparansi dan keadilan di masyarakat.

“Setiap jurnalis berhak bekerja tanpa rasa takut. Ancaman dan teror terhadap pers adalah bentuk pembungkaman yang harus dilawan. Kami berdiri bersama Tempo dan seluruh insan pers yang terus memperjuangkan kebenaran,” tegas Muktarrudin Usman, Ahad, 23 Maret 2025.

Baca Juga :  Kemlu pulangkan jenazah WNI Asal Riau korban penembakan di Malaysia

SPS Aceh juga mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus ini serta memastikan pelakunya dihukum sesuai aturan yang berlaku. Selain itu, SPS Aceh mengajak seluruh elemen pers dan masyarakat untuk bersolidaritas dalam menjaga kebebasan pers.

Baca Juga :  Aceh Singkil Berduka Menjelang HUT Kemerdekaan RI ke-79

“Kami tidak ingin kejadian ini menjadi preseden buruk bagi dunia jurnalistik di Indonesia. Kebebasan pers harus tetap dijaga, karena pers adalah mata dan telinga publik,” tambah Muktarrudin.

Sementara itu, Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin, juga mengecam keras tindakan jahat tersebut. Menurutnya, kekerasan terhadap jurnalis merupakan bentuk pelanggaran serius terhadap kebebasan pers dan demokrasi.

Baca Juga :  Luapan Air Sungai Peunalom Tangse, Tiga Gampong Terendam

“Kami mengecam segala bentuk kekerasan dan intimidasi terhadap insan pers. Wartawan bekerja untuk kepentingan publik, bukan untuk diancam atau diteror. Kasus ini harus diusut tuntas agar tidak menjadi preseden buruk bagi kebebasan pers di Indonesia,” ujar Nasir Nurdin saat ngopi bareng di Sekber Jurnalis Aceh.

Editor: Amiruddin. MK

Share :

Baca Juga

Peristiwa

Supir Hilang Kendali, 3 Orang Meninggal Dunia di Trumon Tengah

Peristiwa

Colt Diesel Ringsek Akibat Terbalik di Lambaro, Penumpang Mengalami Luka

Daerah

Warga Darul Kamal Temukan Tengkorak dan Kerangka Manusia, Korban Hilang 56 Hari Lalu

Aceh Barat

Lagi, Penipuan yang Mengatasnamakan Pj Bupati Mahdi

Peristiwa

Banjir dan Lonsor Melanda Dua Kabupaten di Sulawesi Selatan  

Aceh Besar

Polisi Olah TKP Terhadap Pemotor Tak Dikenal Tewas di Krueng Raya

Daerah

Nyawa Pengendara Teracam Jelang Idul Fitri 1446 H/2025

Daerah

Seorang Warga di Aceh Ditemukan Tewas dengan Leher Terikat