Soal Harga Pangan ke Depan, Kepala BKF: Waspadai Musim Kemarau Basah - NOA.co.id
https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3737086233511293
   

Home / News

Jumat, 3 Juni 2022 - 13:33 WIB

Soal Harga Pangan ke Depan, Kepala BKF: Waspadai Musim Kemarau Basah

REDAKSI

JAKARTAInflasi Indonesia secara year-on-year(yoy) pada Mei 2022 melanjutkan tren peningkatan yang mencapai 3,55%. Sebelumnya, inflasi pada bulan April 2022 sebesar 3,47%. Inflasi ini merupakan yang tertinggi sejak Desember 2017, dipengaruhi oleh tekanan harga komoditas global dan dampak dari kenaikan permintaan Lebaran.

Baca juga: Realisasi Inflasi Indonesia Terkendali, Menko Airlangga Mencermati Tekanan Eksternal

“Komoditas pangan memberikan kontribusi terbesar. Secara bulan ke bulan, inflasi Mei tercatat menurun ke level 0,40%,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu di Jakarta, Jumat(3/6/2022).

Sementara itu, perkembangan inflasi inti didorong oleh daya beli masyarakat yang semakin pulih di tengah dampak dari kenaikan harga komoditas global. Inflasi Inti Mei 2022 turun tipis sebesar 2,58% (yoy) dibanding April 2022 yang sebesar 2,60%. Terdapat peningkatan inflasi pada komoditas jasa, seperti rekreasi dan jasa restoran.

Baca Juga :  Sederet Fakta Dampak Inflasi AS, RI Bisa Masuk Jurang Resesi

“Di samping itu, komoditas inti pangan juga mengalami kenaikan seperti, ikan segar dan roti manis. Di sisi lain, terdapat perlambatan inflasi sandang dan perawatan pribadi seiring normalisasi permintaan setelah Lebaran,” terang Febrio.

Dia pun mencatat nflasi harga pangan bergejolak (volatile food) kembali meningkat mencapai 6,05% (yoy), sementara di April 2022 mencapai 5,48%. Beberapa komoditas yang meningkat, antara lain telur dan daging ayam ras yang naik karena adanya peningkatan harga pakan serta bawang merah akibat minimnya pasokan dari sentra produksi.

Baca Juga :  Pj Bupati Nagan Raya Tutup Gelar TTG ke-25

“Kebijakan pelarangan ekspor CPO didukung dengan pengawasan distribusi yang semakin baik mampu mendorong penurunan harga minyak goreng. Ke depan, perlu diwaspadai faktor musim kemarau basah yang mendorong penurunan produktivitas aneka cabai dan kenaikan harga pupuk yang dapat mendorong naiknya harga bahan pangan umum seiring pembatasan ekspor pangan dan pupuk di 10 negara,” terangnya.

Baca Juga :  Ditlantas Kembali Gelar Vaksinasi di Samsat, 110 Orang Berhasil Divaksin

Baca juga: Cara Latihan Fisik ala Mike Tyson: Lari Subuh hingga 2.000 Kali Push Up

Inflasi harga diatur pemerintah (administered price) Mei 2022 bergerak stabil di angka 4,83% (yoy). Inflasi tertinggi disumbang oleh tarif angkutan udara seiring momentum arus balik Lebaran dan hari libur. Selain karena peningkatan permintaan, kenaikan tarif juga dipengaruhi oleh penyesuaian akibat kenaikan biaya produksi. Sementara itu, inflasi energi hanya naik tipis.

(uka)

Sumber Berita

Share :

Baca Juga

Nasional

JAM-Pidsus : Bukti Menunjukkan Betapa Seriusnya Kejahatan yang dilakukan pada Perkara Timah

Internasional

Menlu RI : komitmen Indonesia dan Turkiye untuk membangun Kerjasama Bilateral yang kuat   

News

Rusia-Ukraina Masih Membara, Bos OJK Minta Bank Bergegas Tingkatkan Pencadangan

News

Wujud Peduli Generasi, DPMGP4 Lakukan Sosialisasi Cegah Pekerja Anak

News

PPI Kuala Pasie Peukan Baro Sigli Terbengkalai

News

Penjabat Gubernur Aceh Buka MTQ ke- 36 Provinsi Aceh di Kabupaten Simeulue

News

Dubes Ukraina Sebut Bantuan yang Diinginkan dari RI: Moral dan Militer

News

Dinilai Ramah Investasi, Elon Musk Pilih Tanam Modal di Thailand

You cannot copy content of this page

error: Content is protected !!