Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar melayang di dekat level tertinggi setelah dua tahun terhadap mata uang lainnya, imbas hasil rapat menunjukkan Federal Reserve bersiap untuk bergerak agresif untuk mencegah inflasi.
“Risalah dari pertemuan Bank Sentral Eropa Maret, yang dijadwalkan di kemudian hari, tidak mungkin mencakup rencana hawkish seperti itu, meskipun mereka dapat menawarkan wawasan tentang tindakan penyeimbangan yang rumit dari pembuat kebijakan untuk mengelola inflasi yang melonjak dan pertumbuhan yang melambat,” jelas Ibrahim dalam risetnya, Kamis (7/4/2022).
Baca Juga: Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah Imbas Kebijakan The Fed
Pejabat Fed mencatat bahwa satu atau lebih kenaikan 50 bps dalam kisaran target dapat sesuai pada pertemuan mendatang, yang berikutnya adalah pada bulan Mei, terutama jika tekanan inflasi tetap tinggi atau meningkat, menurut risalah rapat kebijakan 15-16 Maret.
The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 bps setelah pertemuan Maret mereka, dan risalah menunjukkan bahwa efek ekonomi dari invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari mencegah kenaikan 50-bps.
Mereka juga menunjukkan kesepakatan umum tentang pemotongan USD95 miliar per bulan dari kepemilikan aset yang membengkak selama pandemi. Artinya kurang lebih sejalan dengan ekspektasi pasar, tetapi kesiapan pembuat kebijakan untuk memulai segera setelah Mei menghadapi dan kemungkinan akan membuat dolar tetap tinggi.
Dari sisi domestik, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia tetap tinggi sebesar USD139,1 miliar pada akhir Maret 2022. Meski demikian, posisi pada Maret 2022 tersebut menurun jika dibandingkan dengan posisi pada akhir Februari 2022 sebesar USD141,4 miliar.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan bahwa penurunan posisi cadangan devisa dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa tersebut, lanjut laporan BI, setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau tujuh bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.