Amerika Serikat menambah bantuan militer senilai US$100 juta atau setara Rp1,4 triliun untuk membantu Ukraina melawan pasukan Rusia yang dianggap Presiden Joe Biden kian biadab.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengumumkan langsung tambahan bantuan itu pada Selasa (5/4). Blinken mengatakan, bantuan militer itu berupa senjata anti-kendaraan lapis baja.
“Saya mengizinkan pengerahan bantuan keamanan segera senilai US$100 juta untuk memenuhi kebutuhan mendesak Ukraina mendapatkan sistem anti-kendaraan lapis baja,” ujar Blinken, seperti dilansir AFP.
Terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, John Kirby, juga mengonfirmasi bahwa negaranya bakal memberikan bantuan tambahan rudal Javelin yang merupakan senjata anti-tank.
Menurutnya, selama ini pasukan Ukraina dapat menggunakan rudal yang dipanggul di pundak itu “dengan sangat efektif untuk melindungi negara mereka.”
Blinken mengatakan, Ukraina memang sangat membutuhkan bantuan ini, apalagi setelah mencuat dugaan kuat kekejian tentara Rusia di Ukraina.
Dugaan ini menarik perhatian dunia karena sejumlah foto menunjukkan ratusan jenazah warga sipil bergelimpangan di jalan-jalan kota di sekitar Kyiv, termasuk Bucha.
“Dunia dikejutkan dengan kekejaman pasukan Rusia di Bucha dan seluruh Ukraina,” ucap Blinken.
Dengan bantuan ini, AS total sudah memberikan bantuan militer lebih dari US$1,7 miliar untuk membantu Ukraina melawan invasi Rusia.
Secara keseluruhan, AS sudah mengucurkan bantuan lebih dari US$2,4 miliar ke Ukraina sejak Presiden AS, Joe Biden, mengambil alih kekuasaan tahun lalu.
[Gambas:Video CNN]
(has)
[Gambas:Video CNN]