Rohingya memerlukan solusi regional - NOA.co.id
   

Home / Internasional / News

Selasa, 12 Maret 2024 - 00:54 WIB

Rohingya memerlukan solusi regional

REDAKSI

Kesedihan imigran etnis rohingya saat selesai melaksanakan shalat tarawih di Balai Meuseuraya Aceh (BMA). Banda Aceh,Senin (11/3/2024), Farid Ismullah/NOA.co.id/FOTO

Kesedihan imigran etnis rohingya saat selesai melaksanakan shalat tarawih di Balai Meuseuraya Aceh (BMA). Banda Aceh,Senin (11/3/2024), Farid Ismullah/NOA.co.id/FOTO

Banda Aceh – Semua ini merupakan cara untuk mengatakan bahwa situasi Rohingya tidak perlu berakhir seperti Gaza, dan tidak akan berakhir jika ada upaya internasional yang terpadu untuk mengatasi kebutuhan Rohingya dari perspektif regional, seperti yang dilakukan terhadap negara-negara bekas Yugoslavia, Eropa, dan Ukraina.

Daerah-daerah yang dilanda perang di Myanmar kemungkinan besar masih belum terselesaikan dan dalam jangka pendek hanya akan memberikan sedikit potensi bagi kembalinya pengungsi, bahkan kembalinya pengungsi ke wilayah Arakan Army (AA) secara prematur kemungkinan akan semakin menjadikan etnis Rohingya menjadi korban.

Baca Juga :  Warga Pekanbaru Minta Pengungsi Rohingya Dikembalikan Ke Aceh

Solusi jangka menengahnya tentu saja adalah mengintegrasikan warga Rohingya ke kota-kota berkembang di Asia Selatan dan Tenggara, yang mengalami kekurangan tenaga kerja.

Hal ini memang terjadi pada warga Venezuela di Kolombia dan Ekuador, Ukraina di Eropa dan warga Suriah di Turki dan Timur Tengah. Hal ini tidak berarti bahwa para pengungsi melepaskan haknya untuk kembali ke tanah airnya.

Prospek kembalinya warga Rohingya ke Myanmar di masa depan masih tetap ada, meski saat ini tidak ada ketidakpastian mengenai kapan mereka bisa kembali secara damai.

Baca Juga :  Beli Gas Rusia, Jerman dan Italia Kasih Restu Perusahaan EnergiBuka Rekening Rubel

Aspek yang membuat frustrasi, dari perspektif sistem negara-bangsa yang ada, adalah solusi regional seperti itu, berarti membiarkan Tatmadaw lolos dari kekejaman, setidaknya dalam jangka pendek. Hal ini juga berisiko mendorong perilaku buruk lebih lanjut oleh Tatmadaw atau bahkan AA. Ini adalah teka-teki yang harus direnungkan oleh para aktor regional dan internasional.

Namun, untuk mengurangi risiko bencana, UNHCR, ASEAN, dan negara-negara terdekat harus lebih bersedia berbagi beban dalam menampung pengungsi Rohingya, yang saat ini ditanggung oleh Indonesia.

Bangkitnya Tiongkok sebagai mediator global, telah menjadi secercah harapan bagi repatriasi Rohingya. Karena Tiongkok adalah sekutu dekat Bangladesh dan Myanmar, hubungan yang stabil antara kedua negara akan mendukung tujuan tersebut.

Baca Juga :  Dugaan Pungli Rekrutmen PPK dan PPS, Massa Gelar Aksi di Gedung DPRK Agara

Kesepakatan yang dimediasi Tiongkok baru-baru ini antara Iran dan Arab Saudi memberikan banyak pemikiran di kalangan pakar politik internasional mengenai lingkup pengaruh Tiongkok di seluruh dunia, tanpa memperluas pangkalan militer.

Seluruh pemangku kepentingan lainnya harus memahami bahwa solusi berkelanjutan terhadap krisis Rohingya adalah kepentingan semua orang dan mari mulai repatriasi yang telah lama ditunggu-tunggu.

Editor: Amiruddin. MK

Share :

Baca Juga

News

Upaya Disbudpar Aceh Lestarikan Budaya Tari Melalui Pagelaran Seni

News

Menyambut HUT Agara ke-48, DPRK Gelar Rapat Paripurna

News

Dilantik, Pejabat Administrator dan Pengawas Lingkup Pemerintah Aceh

News

Perluas Lapangan Kerja dengan Pelatihan UMKM, Sandiaga Dukung Pengusaha Lokal

Nasional

Kunker ke Aceh, Wapres Agendakan Beragam Kegiatan

Daerah

Kejari Pidie Jaya Teken Pakta Integritas Pengawasan Pembangunan Strategis Tahun 2024

News

Temui Wakil Ketua I DPD RI, Sandiaga Uno Bahas Pengembangan Potensi Wisata Maluku

News

FPA Dukung Polresta Ungkap Pelaku Kejahatan Prostitusi Online