Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mendukung usulan investigasi independen Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyusul dugaan pembantaian di Bucha, Ukraina.
“Indonesia sangat mendukung upaya yang diluncurkan Sekjen PBB dan UNHCR untuk dibuat satu tim investigasi independen atas kabar terjadinya hal-hal di luar kewajaran dalam peperangan yang terjadi di Ukraina,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, dalam konferensi pers rutin pada Kamis (7/4), menjawab pertanyaan wartawan soal sikap pemerintah mengenai dugaan pembunuhan warga sipil oleh pasukan Rusia di Bucha.
Faizasyah menyesali tindakan tersebut terlepas siapa korban pembantaian itu, sipil maupun tentara. Indonesia, katanya, prihatin peristiwa berdarah di negara Eropa timur itu.
“Kami ingin menggarisbawahi bahwa tentunya Indonesia memiliki keprihatinan yang mendalam atas situasi kemanusiaan yang terjadi di Ukraina,” kata Faiza.
Namun, Faiza tak memberikan pernyataan kecaman atau kutukan menyoal dugaan pembunuhan ratusan orang itu. Ia hanya menegaskan Indonesia mendukung penelitian atau kajian dari PBB untuk investigasi.
“Diharapkan ada satu tim investigasi independen akan memberikan kejelasan yang seluas-luasnya atas apa yang terjadi, terlepas dari pemberitaan yang kita ikuti keseharian,” jelas dia.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mendesak investigasi independen terkait ratusan orang yang tewas di Bucha.
“Saya betul-betul terkejut dengan foto-foto yang menunjukkan warga sipil terbunuh di Bucha, Ukraina. Penting untuk melakukan penyelidikan independen yang mengarah ke akuntabilitas efektif,” ujar Guterres pada Minggu (3/4) dikutip AFP.
Terpisah, menurut PBB penting menggali dan mengidentifikasi semua mayat, mengingat kemungkinan kejahatan perang. Hal tersebut perlu ditempuh untuk mengetahui penyebab pasti kematian dan menunjukkan bukti yang sebenarnya.
Pernyataan itu muncul usai pejabat Ukraina melaporkan sedikitnya 300 jenazah yang penuh luka terkubur di kota Bucha. Foto dan video mayat-mayat itu juga tersebar di media sosial.
Wali Kota Bucha, Anatoliy Fedoruk, mengatakan tentara Rusia membunuh para warga. Sejumlah negara Barat juga melakukan tudingan serupa. Namun, Moskow membantah dan menyebut itu adalah propaganda.
[Gambas:Video CNN]
(isa/bac)
[Gambas:Video CNN]