NOA I Banda Aceh – Iskandar Ali, resmi mendaftarkan diri sebagai bakal calon (Balon) Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh periode 2022-2027.
Didampingi sejumlah pendukung, Iskandar Ali, menyambangi Kantor Kadin Aceh untuk mengembalikan berkas pendaftaran serta melengkapi syarat administrasi kepada panitia Steering Commite (SC), Selasa (27/05/2022).
Iskandar Ali, merupakan peserta terakhir yang mendaftarkan diri sebagai calon ketua umum Kadin Aceh yang akan bertarung pada Musyawarah Provinsi (Musprov) ke-VII Kadin Aceh.
Hingga penutupan pendaftaran pada Selasa siang, ada lima bakal calon yang mengembalikan berkas pendaftaran. Kelima bakal calon tersebut masing-masing M Iqbal, Ismail Rasyid, Rizky Syahputra, Ibnu Musa dan Iskandar Ali.
Usai mengembalikan berkas, Iskandar Ali yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Besar menggelar konfrensi pers dengan sejumlah awak media.
“Kami datang ke sini mengembalikan berkas sebagai syarat administrasi untuk menjadi bakal calon ketua umum Kadin Aceh,” kata Iskandar Ali.
Terkait mahar yang ditetapkan panitia sebesar Rp 500 juta, katanya, bakal disiapkan jika sudah selesai dilakukan verifikasi atau ditetapkan sebagai calon ketua.
Kepada sejumlah wartawan, Iskandar Ali mengaku, maju karena dukungan serta adanya dorongan dari sejumlah pengurus Kadin Daerah.
Ia pun optismis dan mengklaim telah mengantongi sejumlah suara untuk memenangkan kontestasi pemilihan pada Musprov ke-VII Kadin Aceh yang bakal dilaksanakan dalam waktu dekat.
Dan juga ia mengusung sejumlah visi dan misi untuk memajukan Kadin Aceh dan dunia usaha di Provinsi Aceh.
Dia mengatakan, Aceh adalah daerah bersejarah di masa lalu dan Aceh adalah wilayah sentra perdagangan yang menjadi tempat bertemunya para saudagar dari berbagai penjuru.
Jika terpilih, katanya, Ia ingin mengembalikan kejayaan tersebut dengan diiringi tumbuh kembangnya UMKM di Aceh.
“Jika terpilih nanti, saya ingin menjadikan kadin sebagai bapak asuh ribuan UMKM di Aceh dengan Bank Aceh sebagai potensi jaminan keuangan,” katanya.
“Dengan satu frekuensi, bersinergi, dan tidak usah terlalu besar berharap investor besar, yang realistis saja seperti UMKM di depan mata,” pungkasnya. (Js)