Keberadaan dan potensi LTJ atau rare earth di Indonesia masih terus digali dan diteliti lebih lanjut.Menurut Badan Geologi, studi untuk mempelajari kandungan logam ini sudah dimulai sejak 2020. Namun, proses studi dan integrasi datanya belum rampung sehingga potensi pastinya belum bisa diketahui.
LTJ termasuk Critical Raw Mineral (CRM) alias mineral mentah yang sangat penting untuk industri. LTJ sendiri telah dipakai di dunia perindustrian sejak tahun 1880 ketika Welbach menggunakannya untuk pelapis pada lampu gas pijar. Penggunaannya saat ini sangat beragam, pada umumnya untuk industri berteknologi tinggi.
Komoditi LTJ bermanfaat dalam peningkatan teknologi modern yang digunakan sehari-hari seperti telepon selular, memori komputer, baterai isi ulang, magnet, lampu fluoresen dan peralatan elektronik lainnya.
Beberapa manfaat LTJ yang lain ialah sebagai bahan penyempurnaan produk teknologi terutama di bagian lapisan layar hingga dimanfaatkan untuk pembuatan neomagnet.
Baca juga: Deretan Artis Punya Harta Karun di Bawah Tanah, Ada Nikita Mirzani
Tak hanya di sisi teknologi, di sektor otomotif, logam ini juga menjadi bahan baku pendukung mobil listrik, mulai dari tenaga penggerak mobil sampai logam pelapis kendaraan listrik. Material super langka ini mampu menambah kekuatan logam lainnya.
Mineral ini juga mendukung produksi alutsista seperti satelit, rudal, laset dan lainnya. Manfaat lainnya ialah menjadi bahan baku pembuatan pembangkit listrik, penyimpanan listrik, pendukung tambang, hingga mendukung produk teknologi untuk mendeteksi kanker dan jenis penyakit lain.
Lantaran punya banyak manfaat, nilainya lebih tinggi dari emas dan platina. “Logam tersebut sangat mahal, bahkan jauh lebih mahal dibandingkan emas dan platina,” ujar Dosen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (UNAIR) Ganden Supriyanto.
Lihat Juga: Daftar Raksasa Tambang Asing Penguasa Harta Karun RI, Nomor 5 Keruk Miliaran Ton Emas