Gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 ikut dipersoalkan sejumlah negara terkait konflik Rusia vs Ukraina.
Negara-negara Barat mulai menyuarakan penolakan Presiden Rusia Vladimir Putin di acara itu.
Kabar lainnya terkait klaim Rusia yang menuduh Ukraina ajukan tntutan baru yang tak bisa diterima Kremlin.
Berikut sejumlah berita pilihan dalam Kilas Internasional pagi ini:
Rusia Serahkan Izin Putin Hadiri KTT G20 ke Indonesia
Rusia buka suara soal desakan negara Barat kepada Indonesia agar tak membiarkan Presiden Vladimir Putin hadir dalam Konferensi Tingkat TInggi (KTT) G20 di Bali Oktober mendatang.
Kantor Kepresidenan Rusia atau Kremlin mengatakan mereka akan membuat keputusan apakah Putin akan hadir dalam KTT G20 tahun ini atau tidak. Keputusan itu bergantung situasi yang berkembang.
“Kami akan klarifikasi ini, bagaimana pun juga, Indonesia yang menjadi penyelenggara,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dalam jumpa pers di Moskow pada Kamis (7/4).
Respons Rusia Usai Keanggotaan di Dewan HAM Ditangguhkan PBB
Rusia bersuara soal keputusan PBB menangguhkan keanggotaannya di Dewan HAM. Mereka menyesalkan penangguhan tersebut.
Meski demikian, Rusia menyatakan tak akan mundur dengan keputusan PBB tersebut. Mereka tetapi berjanji membela kepentingannya.
“Kami minta maaf tentang itu. Dan kami akan terus membela kepentingan kami menggunakan segala cara hukum yang mungkin,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam sebuah wawancara dengan Sky News Inggris, seperti dikutip dari AFP, Jumat (8/4).
Rusia Klaim Ukraina Ajukan Tuntutan Baru yang Tak Bisa Diterima
Rusia mengklaim Ukraina telah mengajukan rancangan kesepakatan damai baru berisi elemen yang “tidak dapat diterima”.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan Ukraina memberi draf itu pada Rabu (6/4). Ia menganggap tuntutan baru Ukraina itu menyimpang dari kesepakatan terakhir kedua pihak.
“Ketidakmampuan bersepakat sekali lagi menyoroti niat sebenarnya Kyiv, posisinya yang cenderung bahkan merusak pembicaraan dengan menjauh dari kesepahaman yang dicapai,” kata Lavrov seperti dikutip Reuters.
Meski begitu, Lavrov tak merinci tuntutan dan rancangan baru yang diajukan Ukraina tersebut.
[Gambas:Video CNN]
(tim/bac)
[Gambas:Video CNN]