Sabang – Berdiri di sebuah panggung kecil tanpa atap di depan Kantor Walikota Sabang, Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah melipat kata sambutan yang seharusnya dibaca. Tanpa membaca teks, Bustami menyapa para alumni pendidikan tinggi pamong praja IPDN, IIP dan STPDN yang tergabung dalam Ikatan Alumni Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan Aceh (IKAPTK) dari 23 kabupaten/kota yang hadir di sana malam itu.
Gubernur Bustami hadir di sana untuk menutup Liga Pamong IKAPTK yang digelar di Sabang pada 6-9 Juni 2024. Di IKAPTK, Gubernur Bustami adalah pembinanya.
Di hadapan Bustami duduk antara lain Pj Walikota Sabang Reza Fahlevi, Pj Bupati Aceh Besar Iswanto, dan Pj Bupati Bireuen Aulia Sofyan. Laporan panitia menyebutkan, ada 316 pamong praja dari seluruh Aceh (kecuali Gayo Lues) yang hadir, duduk di ruang terbuka tanpa atap.
Di atas panggung kecil itu, Bustami tampak berusaha menggugah hati dan perasaan mereka, bahwa menjadi pamong praja adalah kerja untuk melayani masyarakat.
“Tinggalkan arogansi karena itu tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik. Sebagai abdi negeri kita ini pelayan. Jadi, kurangi minta dilayani,” kata Bustami.
Bustami juga menggarisbawahi makna malam keakraban sebagai tema acara itu.
Keakraban, kata Bustami, tumbuh dari hati, bukan dari mulut manis. Dasarnya adalah saling menghargai dan menghormati.
“Para alumni, marilah kita menyatukan hati untuk membangun Aceh yang kita cintai ini,” gugah Bustami.
Kebersamaan, lanjut Bustami, adalah hal yang indah.
“Kebersamaan itu indah. indah itu bisa melahirkan seni, dalam proses seni bisa melahirkan ilmu,” ujarnya.
Bustami lalu mengajak para abdi negeri itu untuk saling mendukung bagi kemajuan Aceh, bukan saling menjegal.
“Marilah kita berkolaborasi untuk kemajuan Aceh, bukan saling ganjal mengganjal. Ayolah kita berbakti kepada negeri yang kita cintai ini dengan ketulisan dan keihlasan,” tambahnya.
Keakraban, kata Bustami, adalah perpaduan keihlasan, bukan karena rasa tidak enak hati.
Gubernur Bustami juga mengingatkan, Aceh adalah daerah yang dikenal hebat di masa lalu, tapi sekarang tidak lagi.
“Kita mengatakan Aceh ini hebat di masa lalu, kenapa sekarang tidak. Mungkin kita belum belajar ikhlas. marilah dari kota Sabang yang indah ini kita memulai dengan keihlasan,” tegas Gubernur Bustami.
“Inilah yang saya mau menggugah malam ini untuk menuju Aceh yang lebih baik ke depan. Jadikanlah masa lalu itu sebagai kenangan untuk menjadi spirit kita,” tambahnya.
Gubernur Bustami menambahkan, di era digitalisasi saat ini, hidup kita seperti akuarium, semua terekam, tidak bisa ditutupi. Untuk itu, Bustami berharap para pamong praja yang dididik secara khusus bisa mengabdi dengan keihlasan.
“Saya berharap kita punya naiwatu, komitmen, yang dilandasi dengan sebuah keihlasan,” ujarnya.
Di akhir sambutannya, Gubernur Bustami membacakan sebuah pantun:
“Pergi bersampan layar terkembang,
jangan lupa membawa makanan
terima kasih kawan telah datang ke Sabang untuk silarutrahmi demi kenangan persahabatan.”
Editor: Gito Rolis