Meulaboh – Penjabat (Pj) Bupati Aceh Barat, Mahdi Efendi mengingatkan seluruh jajaran tenaga kesehatan (Nakes) di Aceh Barat, untuk melayani kebutuhan kesehatan warga di seluruh Aceh Barat, dengan tetap berpedoman kepada regulasi medis. Yaitu tetap mengedepankan konsep prioritas dalam melayani warga yang butuh pelayanan.
Hal itu diungkapkan Mahdi, menanggapi insiden permintaan warga Gampong Pulo Teungoh Kecamatan Pante Ceureumen, Aceh Barat, untuk peminjaman unit ambulans guna evakuasi jasad Ibrahim (70) warga Gampong Pulo Teungoh. Evakuasi itu dilakukan ke dusun berbeda dalam gampong Pulo Teungoh.
Belakangan, warga mengevakuasi sendiri jasad itu dengan berjalan kaki, karena unit ambulans sedang digunakan oleh pihak Puskesmas untuk merujuk pasien kritis ke RSUD Cut NYak Dhien. Dua unit ambulans itu digunakan untuk merujuk pasien keracunan pestisida dan pasien sakit jantung serta sesak napas–belakangan diketahui dirawat di ICCU RSUD Cut Nyak Dhien–Senin (08/01/2023) kemarin.
“Saya pikir itu tindakan yang tepat sesuai standar operasi prosedur (SOP) pelayanan medis, yang menuntut Nakes untuk memprioritaskan layanan bagi pasien yang masih punya peluang untuk diselamatkan jiwanya,walau semua itu tetap terpulang kepada Sang Khalik,” ujar Mahdi.
Mahdi meminta, pihak Nakes dalam hal ini seluruh jajaran Dinkes di Aceh Barat, untuk tidak bosan bosannya mensosialisasikan SOP layanan medis itu. Sehingga masyarakat benar benar memahaminya, dan akan menekan potensi komplain akibat telah tahu dengan regulasi dan prioritas layanan.
“Sosialisasi itu bisa saja dengan memanfaatkan kesempatan saat masyarakat yang butuh layanan kesehatan berkumpul di Puskesmas. Atau bisa turun langsung ke Pustu Pustu dalam kawasan Puskesmas, sehigga masyarakat tahu dan mahfum mana konsep layanan yang sebenarnya,” tutur Mahdi.
Ditambahkan, langkah sosialisasi itu juga untuk meminimalkan komplain yang tak perlu, serta berpotensi dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk kepentingan yang kadang jauh dari koridor layanan kesehatan itu sendiri.
“Mari kita minimalisir potensi komplain yang tak pada tempatnya, dan tentu saja saya mengajak agar seluruh jajaran Dinkes Aceh Barat untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat, dengan tidak memandang status dan keberadaan warga yang dilayani serta dengan tidak melupakan regulasi dan prioritas layanan itu itu sendiri,” tandas Mahdi.
Secara khusus Pj Bupati Aceh Barat itu mengucapkan duka cita mendalam atas meninggalnya Ibrahim yang nota bene adalah warganya di Aceh Barat. “Semoga almarhum mendapatkan jannah NYAserta keluarga yang diinggalkan tabah dan terus mendoakan almarhum,” kata Pj Bupati Aceh Barat.
Seperti diberitakan sebelumnya, almarhum Ibrahim (70) warga Pulo Teungoh hidup sebatang kara. Senin (08/01/2024) sekira pukul 07.00 WIB ia ditemukan dalam kondisi meninggal di samping rumahnya. Belakangan diketahui jika prialansiaitu diseruduk kerbau, dan jiwanya tak tertolong. Karena pri itu hidup sendiri, warga mengevakuasi jasadnya ke dusun lain di dalam Gampong Pulo Teungoh, yaitu ke rumah ponakannya, untuk pelaksanaan fardhu kifayah. **