Perusahaan Sawit Wajib Berkantor Pusat di Indonesia, Pemasukan Pajak Bisa Meningkat - NOA.co.id
   

Home / News

Selasa, 31 Mei 2022 - 08:36 WIB

Perusahaan Sawit Wajib Berkantor Pusat di Indonesia, Pemasukan Pajak Bisa Meningkat

REDAKSI

JAKARTA – Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika mengatakan, usulan Menko bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang mewajibkan semua perusahaan sawit berkantor pusat di Indonesia merupakan langkah tepat dan menguntungkan negara.

Menurut dia, Indonesia bisa menikmati setidaknya Rp750 triliun dari sektor kelapa sawit. Sekitar Rp500 triliun dari nilai ekonomi itu dihasilkan dari ekspor minyak sawit dan turunannya.

“Bisa dibilang kita adalah net eksportir minyak nabati dan turunan CPO (crude palm oil/ minyak sawit mentah). Jika sudah begitu potensinya, pendataan mesti kita benar-benar lakukan. Mulai dari hulu di kebun hingga pengolahan CPO, RBDP olein, dan RBDP oil. Juga biofuel, oleochemical, hingga oleofood,” paparnya di Jakarta, dikutip Selasa (31/5/2022).

Baca Juga :  Suntik Startup RI, AS Komitmen Investasi Rp14,5 Triliun

Baca juga: Luhut Usul Perusahaan Sawit Wajib Ngantor di RI, Ternyata Ini Manfaatnya

Maka dari itu, sambung Putu, pendataan menyeluruh dibutuhkan untuk mengetahui neraca persawitan di Indonesia. Termasuk, mewajibkan perusahaan berkantor pusat di Indonesia. “Kalau kita bisa dapat neracanya dan juga kalau perusahaannya di Indonesia, pajaknya kita dapat,” tukasnya.

Baca Juga :  Soal Rencana Luhut Audit Perusahaan Sawit, SPKS Minta Jangan Nanggung

Selain itu, Putu juga menilai bahwa rencana Menko Marves melakukan audit besar-besaran pada sektor sawit hingga mewajibkan kantor pusat di Indonesia akan membuka peluang Indonesia mendapat nilai tambah lebih dari industri sawit.

“Kita bisa dapat nilai tambah lebih banyak. Kalau headquarter-nya di sini kan akan beda. Sebagai gambaran, tahun 2021, kita mendapat Rp86 triliun dari pungutan ekspor sawit dan dari pajak-pajaknya sekitar Rp20-an triliun. Jadi, lebih Rp100 triliun. Ya tentu akan bertambah (kalau kantor pusat diwajibkan di Indonesia),” tuturnya.

(ind)

Sumber Berita

Share :

Baca Juga

News

TIK Jadi Tonggak Perdagangan Digital, Mendag: Setiap Orang Punya Kesempatan Terbaik

News

SBR011 Laris Manis, Investasi Aman karena 100% Dijamin Negara

News

Habiskan Anggaran Miliaran Rupiah, Pasar Ikan Hidup Abdya Terbengkalai

News

Komda LP-KPK Provinsi Aceh Terima Dokumen Persyaratan Administrasi dari Ketua Komcab LP-KPK Kota Banda Aceh

News

Masyarakat Gampong Mayang Lancok Santuni Anak Yatim Dan Bukber

Kesehatan

Kali Ini, Sekda Ikut Dzikir dan Do’a dari Lambung Kapal Aceh Hebat 1

News

Winter di Saham Startup Diramal Masih Lama, Para CEO Harus Bersiap

News

Ketua DPC BAS Subulussalam Jabat Sekretaris DPW PJID Nusantara