Penerapan "MyPertamina" Tidak Selaras Di Pelosok Indonesia - NOA.co.id
   

Home / Parlementaria

Kamis, 5 Januari 2023 - 18:55 WIB

Penerapan “MyPertamina” Tidak Selaras Di Pelosok Indonesia

REDAKSI

Banda Aceh – Sistem Subsidi Tepat MyPertamina yang dibuat untuk menyalurkan minyak bersubsidi untuk warga dinilai belum tepat diterapkan di kawasan pelosok Aceh. Sistem yang mengandalkan android itupun dianggap kurang jitu jika tujuannya menyasar masyarakat kurang mampu.

“Sistem yang dianggap solutif itu tepatnya diterapkan di kota, di Jakarta, misalnya,” ujar Ketua Fraksi Partai Aceh, Tarmizi, SP, dalam rapat koordinasi pengendalian dan pendistribusian jenis BBM di Aceh yang berlangsung di ruang Badan Anggaran DPR Aceh, Kamis, 5 Januari 2023 kemarin.

Menurutnya jika sistem barcode atau aplikasi MyPertamina diterapkan di pedesaan atau kota kecil, maka hal tersebut akan mengalami kendala lantaran tidak semua masyarakat menggunakan android seperti warga-warga di kota besar. Hal tersebut setakat seperti pelaksanaan program belajar mengajar menggunakan sistem dalam jaringan atau daring yang pernah diterapkan oleh pemerintah beberapa waktu lalu. Program-program yang bersentuhan dengan teknologi seperti itu justru dinilai tidak mampu dijangkau warga pedalaman, sehingga membuat mereka selaku warga miskin yang seharusnya mendapat jatah subsidi minyak justru kehilangan haknya.

Baca Juga :  Listrik Sering Padam di Meulaboh, Wakil Ketua Komisi III DPRK Minta Audit Kinerja PLN

“Di Aceh Barat, 70 persen pengguna kendaraan itu tidak mengerti barcode, enggak punya android supir-supir truk di gampong yang mereka itu butuh sepuluh trek mengangkut pasir itu bisa memenuhi kebutuhan makan dan angsuran, ini kacau,” papar Tarmizi SP di hadapan Sales Area Manager Retail Pertamina Aceh, Arwin Nugraha, dan Sales Branch Manager Rayon I Aceh PT Pertamina Patra Niaga, Staleva Putra Githa Daulay.

Selain itu, Tarmizi juga menyorot tentang pengurangan kuota BBM Subsidi yang diberikan Pemerintah Pusat untuk Aceh pada tahun 2023, dari sebelumnya 410 ribu kiloliter pada tahun 2022 menjadi 360 ribu kiloliter atau berkurang 10%. Dia menyebutkan pengurangan kuota ini justru akan memperparah kondisi perekonomian di Aceh.

“Ini akan membuat kegaduhan yang luar biasa, bisa jadi nanti akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Ini perlu dikaji kembali dengan Pemerintah Aceh, Kabinda, Organda, dan semua pihak yang terkait dengan ini. Ini bisa berdampak buruk juga pada Pj Gubernur Aceh dan bahkan bisa saja dia diganti karena hal ini,” kata Tarmizi SP.

Baca Juga :  Gerakkan Ekonomi Aceh, Pansus TNKA-DPRA lakukan RDPU terkait pelabuhan ekspor Aceh

Hal senada disampaikan Sekretaris Komisi III DPR Aceh, Azhar Abdurrahman. Dia mengatakan saat ini diduga kecurangan penggunaan BBM subsidi justru dilakukan para pihak yang memiliki akses barcode untuk mengelola SPBU atau operator aplikasi Subsidi Tepat. Selain itu, penerapan sistem barcode dan aplikasi MyPertamina ini juga tidak berjalan dengan penindakan.

“Spekulasi ini, dia mengelola setengah SPBU, hari ini berapa truk yang saya punya yang saya lewatkan barcode itu. Makanya ini tidak berjalan dengan penindakan, yang dibuat untuk entry data kan hanya untuk data saja, tapi masyarakat biasa sulit ini apalagi tidak ada android masyarakat biasa,” kata Azhar Abdurrahman.

Sementara itu, Kepala Seksi Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Eulis Yesika, mengatakan kuota Solar subsidi yang diusulkan untuk Aceh pada tahun 2023 mencapai 613.292 Kiloliter. Sementara pada tahun 2022, menurutnya, pemerintah Aceh mengusulkan 365.297 kiloliter solar kepada pemerintah Pusat. Namun, kata Eulis, pada April 2022 Pemerintah Aceh kembali merevisi usulan solar untuk daerah ini menjadi 412 ribu kiloliter.

Baca Juga :  Buka Barsela Cup, Safaruddin: Tidak Ada Unsur Politik

“Itu revisinya dari pak Gubernur yang belum disetujui oleh BPH Migas, dan disetujui hanya 410 ribu kiloliter seperti yang kita dapatkan saat ini,” ungkap Eulis.

Ketua DPR Aceh Saiful Bahri menyebutkan akan ada rapat lanjutan yang akan dilaksanakan pihaknya dalam rangka menelusuri sejauh mana tindakan Polri terhadap MoU yang telah ditandatangani dengan BPH Migas. Intinya, menurut Saiful Bahri, rakor yang digelar tersebut lebih kepada mencari solusi untuk mengatasi antrian panjang di SPBU ketika minyak subsidi dipasok. “Kita akan duduk lagi, nanti mungkin Kabinda juga kita minta ikut, Kapolda, Pangdam dan juga Pj Gubernur kita ajak ikut karena kita kelola Pemerintah Aceh ini harus berdampingan, saling mendukung,” pungkas Saiful Bahri. [Parlementaria]

Share :

Baca Juga

Internasional

DPRA Mencari jalan keluar Penanganan Pengungsi Rohingya di Aceh

Aceh Timur

DPRK Aceh Timur Gelar Rapat Paripurna Kedua

Parlementaria

Anggota DPR Aceh Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Langkahan

Parlementaria

DPRA dan Pemerintah Aceh Sepakat Tindaklanjuti Hasil Evaluasi Kemendagri Terkait APBA 2022

Parlementaria

DPRA Tetapkan Aiyub Abbas Sebagai Ketua Badan Kehormatan Dewan

Parlementaria

Harga Tiket Pesawat ATR Mahal, Ketua Fraksi PA DPRA Minta Kemenhub Tinjau Ulang

Parlementaria

Dewan Dorong Pemerintah Penuhi Kebutuhan Pendidikan Disabilitas

Aceh Barat Daya

Pemkab Abdya Siap Hibahkan Tanah, Safaruddin Akan Bangun GOR Senilai 16 Miliar Rupiah

You cannot copy content of this page

error: Content is protected !!