NOA | Banda Aceh – ‘Senin meuseulincah, Selasa meuseulincah Rabu ka saket pruet,hameh jeut keu ciret Jumat rumoh saket, Sabtu woe u rumoeh Minggu istirahat, Senin meuseulicah loem Oooww yeaa’ Lirik lagu Lincah yang dibawakan oleh Seuramoe Reggae mampu mengajak para penonton berjingkrak-jingkrak.
Penampilan Seuramoe Reggae menjadi penutup Koetaradja Music Festival , Selasa (7/11/2022) malam di Taman Budaya, Banda Aceh.
Malam terakhir festival yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh itu berlangsung meriah.
Sejumlah musisi lokal unjuk gigi di hadapan ribuan penonton yang memadati arena tersebut.
Selain Seuramoe Reggae, juga ada penampilan Joel Pasee bersama kelompok Rapai Bur’am yang mampu memukau para penonton.
Pukulan rapai yang mengiringi suara melengking Joel Pasee disambut meriah. Mereka membawakan beberapa lagu etnik Aceh.
Musisi sekelas Agung Perdana, Tengku Ranup, D’Blue Project, Heri Wardana, Ulfa Khaliqa, Tuha 8, Thread Needle, Origon, dan Tereza juga ikut meramaikan malam terakhir.
Festival ditutup oleh Kepala Seksi Bahasa, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Azizar Mansyah S Sos.
Ia berharap Koetaradja Music Festival menjadi ruang bagi para musisi Aceh dalam mengekspresikan karyanya. Sehingga seni musik dan budaya Aceh semakin dikenal secara luas.
Koetaradja Music Festival tak hanya menyajikan performa musisi. Namun acara ini juga akan ada Bazar Merchandise Musisi, pameran koleksi kaset jadul, live podcast radio, sharing session tentang permusikan, bazar kuliner, hingga arena coffee truck.
Bahkan, pameran kaset juga menjadi napak tilas kenangan bagi generasi 90-an ke bawah. Karena dapat kembali melihat kaset –kaset tape yang pernah tren dan populer di masanya.
Kepala Bidang Seni dan Bahasa Disbudpar Aceh, Nurlaila Hamjah mengatakan, Koetaradja Music Festival diselenggarakan untuk memberi panggung untuk para seniman dan musisi Aceh.
“Disbudpar Aceh memberi ruang kepada pelaku seni musik yang ada di Aceh, baik musik modern maupun modern, maka diselenggarakanlah Koetaradja Music Festival,” ujarnya.
Ia berharap, ajang ini dapat mendorong para musisi lokal dalam berinovasi dan menghasilkan karya. Serta wujud dalam melestarikan budaya dan memajukan pariwisata.
Katanya, selama dua hari, musik etnik, reggae, hingga pop akan mewarnai panggung festival ini.
Sebelumnya, pada malam pertama, panggung festival ini menampilkan, El Bono, Purnama, Semuka, Orang Utan Squad, hingga The Budhi.