Sigli – Banjir yang melanda 21 Kecamatan di Pidie sejak Sabtu 21 Januari 2023, setelah diguyur hujan deras pada Jum’at malam, mengharuskan ribuan warga mengungsi.
Banjir juga merusak areal pertanian, tambak, jalan dan tanggul sungai. Selain itu banjir menyebabkan terganggunya aktifitas warga, sekolah dan pelayanan publik lainnya.
Pemkab Pidie, dalam hal ini BPBD, bersama TNI-Polri dan unsur terkait lainnya, telah berupaya untuk membantu mengevakuasi warga terdampak banjir dan memperbaiki secara darurat infrastruktur yang rusak.
Namun persoalan pasca banjir, air tetap menggenangi pemukiman warga maupun fasilitas umum lainnya.
Penjabat Bupati Pidie, Ir H. Wahyudi Adisiswanto, M.Si., kepada sejumlah awak media, Sabtu (25/01/2023) menjelaskan, tergenangnya sejumlah tempat pasca banjir, khususnya daerah perkotaan, tentunya ada masalah pada drainase.
“Nanti kita gerakkan gotongroyong massal, sehingga kita ketahui dimana saja terjadi penyumbatan,” ungkap Pj Bupati.
“Dengan gotongroyong akan kita ketahui tempat-tempat yang sumbat, setelah itu, melalui Perkim dan PUPR akan kita rencanakan ulang, dan memperbaiki maupun bangun baru,” imbuhnya lagi.
Secara umum, katanya, ada dua penanganan mengatasi luapan saat hujan, normalisasi sungai dan perbaikan drainase.
“Untuk normalisasi sungai itu oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I, dan pembangunan drainase dilakukan oleh Kabupaten,” sebut Pj Bupati.
Perbaikan maupun pembangunan drainase, katanya, dananya bisa dari APBK, APBA ataupun bantuan dari Pusat.
“Jadi dibalik banjir ini kita bisa ambil hikmahnya, kita bisa tahu penyebab tidak lancarnya surut air pasca banjir, sehingga menggenangi pemukiman warga dan fasilitas umum lainnya,” ucap H. Wahyudi Adisiswanto, yang didampingi Kapolres Pidie dan Kabag Prokopim di Pendopo.(AA)