“Kini pemerintah memiliki target minimal satu juta ton CPO yang dapat dieskpor dalam waktu dekat,” sebut Luhut pada acara Bussiness Matching di Bali, Jumat (10/6/2022).
Menurut dia, hal tersebut nantinya akan mendorong percepatan pengosongan tangki-tangki yang selama ini penuh.
Baca juga: Aksi Berantas Mafia Minyak Goreng Dimulai, Luhut Kumpulkan Pengusaha Kakap
Harapannya ketika tangki-tangki ini penuh, permintaan akan harga tandan buah segar (TBS) terhadap petani akan meningkat kembali dan tentunya diiringi oleh peningkatan harga akan TBS yang juga kembali membaik.
“Seperti yang juga saya sampaikan pada kesempatan yang lalu, pemerintah sepakat bahwa persoalan pengawasan dan distribusi adalah masalah utama dari semua masalah yang ada ini,” tuturnya.
Baca juga: Anggota DPR Ini Tegur Luhut Gara-gara Tak Pernah Senyum
Untuk itu, penanganan di sektor hilir yang mengandalkan kombinasi sistem teknologi informasi atau IT dan pengawasan ketat di lapangan penting untuk harus segera dilaksanakan.
Lebih lanjut, Luhut yang menjelaskan bahwa pemerintah saat ini tengah mengintegrasikan sistem SIMIRAH yang dikembangkan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama kementerian/lembaga (K/L) lain sebagai hub dari tata kelola sawit yang terintegrasi dari hulu hingga hilir yang akan dibenahi ke depannya.
“Hal ini dilakukan untuk menjamin proses dari hulu hingga hilir nanti dapat berjalan dengan baik dan tentunya tepat sasaran. Presiden memerintahkan kami untuk betul-betul memperhatikan tadi suplai kepada domestik harus betul-betul dilakukan,” tandasnya.
Lihat Juga: Ford Salip Tesla Soal Investasi ke RI, Luhut: RI Tempat Terbaik Bikin Green Produk