“Kalau mengenai harga naik atau turun itu pasti supply-demand. Kalau sekarang harga tinggi pasti supply-nya kurang, nah kita harus tahu kenapa supply-nya kurang?” ujarnya dalam program Market Review di IDX Channel, Jumat (17/6/2022).
Menurut dia, kurangnya pasokan disebabkan oleh dua hal, yaitu faktor cuaca yang tidak menentu dan kondisi tanah yang sudah mengalami kerusakan sehingga produktivitas jauh menurun.
“Ada yang mengatakan bahwa cuaca kita, iklim kita mengganggu, benar. Tapi itu masalah sekunder, bukan masalah utama. Masalah utama itu pada tanah kita. Tanah kita itu memang sedang tidak baik-baik, sedang sakit tanahnya,” tukasnya.
Baca juga: Harga Cabai Melonjak Tajam, Bibitnya Kini Laris Manis
Dia menambahkan, saat kondisi tanah sedang sakit, petani juga tidak ada inovasi untuk melakukan budidaya, ditambah kondisi cuaca yang tidak menentu sehingga menyebabkan kondisi yang kurang baik.
“Kalau seandainya kita edukasi petani, tanahnya kita perbaiki, dengan kondisi begini tentu bisa lah masih bagus-bagus saja,” tuturnya.
Menurut Abdul kondisi tanah yang sakit seperti sekarang bisa saja diperbaiki hanya tinggal keinginan dan kemauan semua pihak. Menurut dia, kunci utama memang mengupayakan perbaikan pada tanah.
Baca juga: Harga Cabai di DKI Jakarta Melambung Lampaui Rp100.000 per Kg
Lihat Juga: Pencuri Cabai Tewas Dianiaya Pemilik Kebun Cabai