Aceh Besar – Khairulsyah sigap mengangkat saringan besar tinggi-tinggi di tangan kiri, setelah menumpahkan air hitam dari gayung di kanannya. Beberapa gelas dan sebuah gayung lain menampung kopi di bawahnya. Harum aroma kopi menyerbak, memenuhi dapur Warung Radar Kupi, Blang Miruk, Rabu.
Menjadi barista tradisional spesialis menyeduh kopi Aceh telah dilakoni Khairulsyah selamat 17 Tahun. Seluk beluk menyajikan kopi dipahaminya, bahkan sebagian pelanggan setia telah diketahui seleranya, kopi kental atau encer.
“Rasa kopi juga ditentukan saat mengolah bubuk, takaran bubuk, dan cara mengangkat saringan dan Semakin tinggi saringan diangkat, kopinya semakin nikmat,” kata Khairulsyah, 13 November 2024.
ia menjelaskan, mengangkat saringan tinggi bukan sekadar gaya-gayaan. Tapi ini akan membuat asap di dalam kopi terurai karena hembusan angin. Semakin sedikit kadar asap, kopi semakin nikmat.
“Racikan bubuk juga berpengaruh pada rasa,” Terangnya.
Sebagian warung masih memakai arang kayu sebagai pemanas tungku, sebagian besar memakai gas elpiji.
Selain harus tahan asap, tak ada syarat khusus lain menjadi barista kopi tradisional. Hanya harus tekun mempelajari cara-cara yang diwariskan para pendahulu.
“Cara menyeduh kopi memengaruhi rasa kopi, jadi tidak asal-asalan,” katanya.
Hingga kini, warung-warung terus tumbuh di Aceh, dengan para peracik penjaga tradisi.
Editor: Amiruddin. MK