Banda Aceh – Debat Perdana kandidat bupati dan wakil bupati Aceh Barat Daya telah kelar dilaksanakan oleh Komisi Independen (KIP) Kabupaten setempat.
Berbagai respon lahir dari debat publik pada tahapan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak di Kabupaten Aceh Barat Daya. Salah satunya dari Sekjen DPP Partai Nanggroe Aceh (PNA) Miswar Fuady.
Kepada awak media, Miswar menyampaikan pendapatnya, Sabtu (26/10/2024).
Menurutnya, Paslon nomor urut 2 dan nomor urut 3 lebih progresif dan menyerang persoalan pribadi paslon nomor urut 1, Salman Alfarisi-Yusran dibandingkan menjelaskan program-program yang ditawarkan kepada masyarakat.
“Paslon 2 dan 3 terlalu agresif dan menyerang serta menjatuhkan paslon-paslon lain, namun tanpa ide dan gagasan yang konkrit untuk ditawarkan ke rakyat,” katanya.
Sehingga, lanjutnya, yang terlihat hanya Salman-Yusran paslon yang tidak bernafsu menyerang paslon lain.
“Sebenarnya di debat kandidat itu pertarungan ide dan gagasan, bukan malah serang persoalan pribadi yang tidak ada sangkut paut dengan paslon Salman-Yusran,” tambahnya.
Ia mengakui melihat Paslon Salman-Yusran lebih siap menghadapi debat kandidat perdana tersebut.
“Ini terlihat saat disampaikan data-data dan penjelasan kongkrit tentang program,” katanya.
Sebagai mana diberitakan sebelumnya, tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati Aceh Barat Daya mengikuti tahapan pilkada yakni debat publik yang diadakan oleh KIP Kabupaten setempat.
Debat publik ini berlangsung di Gedung Olahraga Seni Komplek SMPN Unggul Tunas Bangsa dengan menyajikan lima subtema.
Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Parmas dan SDM KIP Abdya, Tgk Sayuti.
Ia menyebutkan, kegiatan ini akan dihadiri oleh seluruh Paslon Bupati-Wakil bersama para pendukung dan simpatisan.
“Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB,” katanya.
Ia menerangkan, dalam debat terbuka ini akan mengusung lima subtema, yakni Syariat Islam, Pendidikan, Sosial budaya, Kesehatan dan Pemerintahan.
Pada kesempatan itu Sayuti menjelaskan, pada subtema Syariat Islam dan Adat Istiadat akan terfokus pada implementasi nilai-nilai Islam dalam pemerintahan daerah serta pelestarian adat istiadat lokal.
“Subtema Pendidikan terfokus pada peningkatan mutu pendidikan formal dan non-formal,” katanya.
“Akses pendidikan di wilayah terpencil, dan sinergi pendidikan dengan peningkatan SDM,” sambungnya.
Selanjutnya pada subtema Kesehatan, kata Sayuti terfokus pada program peningkatan layanan kesehatan dasar.
Serta penyediaan fasilitas kesehatan di seluruh pelosok daerah, dan strategi penanganan isu kesehatan masyarakat.
“Pada subtema Sosial Budaya, kita fokuskan pada upaya pelestarian budaya lokal serta pengembangan sektor sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.
Sedangkan pada pelayanan publik, sebut Sayuti terfokus pada pembenahan tata kelola pemerintahan yang efisien dan modern.
“Juga pengembangan e-government, serta keterlibatan masyarakat dalam pengawasan pelayanan publik,” katanya.
Editor: Amiruddin