Di bursa global, berdasarkan data, sejak GoTo IPO pada 11 April – 23 Mei 2022 waktu setempat, saham Grab Holdings Limited (GRAB) turun -19,94%. Sementara Alibaba Group Holding Limited (BABA) melemah 15,74%. Saham Alphabet Inc., atau sebelumnya menggunakan nama Google (GOOG), terkoreksi -16,67%. Lalu Apple Inc. (AAPL) turun -15,86%. Uber Technologies Inc. (UBER) anjlok -25,80%.
Baca Juga: Polemik Investasi Telkom di GOTO
Berikutnya saham Amazon.com, Inc. (AMZN) jeblok -30,37%. Mercado Libre, Inc. (MELI) marketplace asal Argentina yang listing di Nasdaq melemah -33,30%. Tesla, Inc. (TSLA) terkoreksi -34,19% dan Netflix, Inc. (NFLX) turun 47,33%.
Analis Pasar Modal, Fendi Susiyanto menilai, koreksi yang terjadi pada saham-saham berbasis teknologi merupakan sesuatu yang wajar. Penurunan saham GoTo yang paling rendah di antara saham-saham teknologi lainnya menggambarkan bahwa kepercayaan investor terhadap saham ini tetap tinggi.
“Saham GoTo memiliki daya tarik tersendiri bagi investor yang memang fokus pada saham-saham berbasis teknologi. Koreksi yang rendah membuktikan bahwa GoTo memiliki daya tahan yang cukup baik terhadap berbagai isu yang menghantam sektor teknologi dalam beberapa waktu terakhir ini,” kata Fendi di Jakarta, Rabu (25/5/2022).
Sebagai perusahaan teknologi yang memiliki ekosistem bisnis digital terbesar di Indonesia, GoTo dinilai akan diuntungkan oleh situasi perekonomian domestik yang tumbuh positif. Integrasi dan optimalisasi bisnis antar platform dalam ekosistem GoTo akan mengerek pendapatan dan mendorong penguatan fundamental emiten ini.
“Kuatnya bisnis GoTo sebenarnya bisa dilihat dari semakin tingginya ketergantungan konsumen terhadap tiga layanan mereka karena merupakan kebutuhan sehari-hari. Apakah lewat Gojek, Tokopedia ataupun jasa keuangan yaitu Gopay sebagai bagian dari GoTo Finansial. Inilah yang menjadi daya tarik investor terhadap GoTo, model bisnisnya solid dan saling melengkapi ditengah populasi yang sangat besar,” ujarnya.
Ekosistem yang besar dan dominan itulah yang juga menjadi daya tarik banyak konglomerasi bisnis untuk ikut menjadi investor GoTo. Termasuk juga grup Telkom melalui PT Telkomsel. Menurut Fendi, investor Telkomsel di GoTo merupakan investasi strategis yang tidak ditujukan untuk kepentingan jangka pendek. Terutama pada fluktuasi kenaikan harga saham pada saat IPO.
Lihat Juga: Kolaborasi GOTO dan Telkomsel Dinilai Saling Menguntungkan