“Jadi gini, yang membuat harga minyak goreng tinggi itu adalah harga patokan dunia. Jadikan ekonomi Indonesia ini masih dalam bagian dari pada rantai pasok dunia, jadi ketika harga komoditas terutama untuk minyak nabati ini naik, maka akan mengganggu harga minyak goreng di dalam negeri,” terang Mendag Lutfi dalam wawancara eksklusif di MNC News Room, dikutip Sabtu (11/6/2022).
Baca Juga: Mendag Lutfi: Sebanyak 9.000 Pasar Sudah Jual Minyak Goreng Curah Rp14.000 per Liter
Lanjut dia menerangkan kalau adanya penyebab lainnya, yakni perang antara Rusia dengan Ukraina. Alasannya, karena kedua negara tersebut merupakan pengasil dari seperempat sun flower atau minyak bunga matahari. Ketika dua negara ini berperang, maka negara lain kekurangan pasokan sun flower sehingga otomatis meningkatkan harga minyak nabati.
“Jika kita lihat pada 11 Maret 2020 itu harga minyak hanya Rp7.000 per kilogram. Sekarang ini sudah naik sampai Rp21.000 pada Maret lalu. Jadi ini menyebabkan kenaikan luar biasa hingga 250% dan ini yang menyebabkan harga dunia tinggi, karena harga dunia tinggi maka harga di Indonesia juga tinggi,” terangnya.
Baca Juga: Bulog Dinilai Perlu Dilibatkan Atasi Persoalan Minyak Goreng
Dia menyebut fokus pemerintah saat ini adalah memastikan minyak goreng curah untuk masyarakat tersedia dan terjangkau harganya. Dia berharap setidaknya dari 10.000 titik yang ditetapkan pemerintah, ada 30.000 pengecer minyak goreng curah yang menjual seharga Rp14.000 per liter atau Rp15.500 per kilogram.
Lihat Juga: Lewat Aplikasi Digital, Mendag Cegah Penyelewengan Distribusi Minyak Goreng Curah