Home / Politik

Senin, 1 Juli 2024 - 16:47 WIB

Membangun Kota Banda Aceh Tidak Cukup Dengan Basa-Basi

REDAKSI

DR. Usman Lamreung, M.Si (Foto: noa.co.id/FA)

DR. Usman Lamreung, M.Si (Foto: noa.co.id/FA)

Banda Aceh – sebelumnya di sebut Kuta Raja dikenal sebagai salah satu kota tua, saat ini sudah berusia 819 tahun. Di kota ini dulu berdiri Kesultanan Aceh Darussalam sebuah kerajaan besar diujung barat Sumatera.

Kerajaan Aceh masa itu sangat disegani, ditakuti dan banyak daerah yang ditaklukan sampai ke Semenanjung Malaka.

Kesultanan Aceh Darussalam di dirikan dan dipersatukan oleh Sultan Ali Alaidin Mughayat Syah pada tahun 1514.

Aceh masa lalu pasti meninggalkan bukti, data, jejak dan fakta sejarah seperti situs, cagar, batu nisan, dokumen-dokumen, benda sejarah, pusaka, peradaban dan sebagainya.

Baca Juga :  Tokoh Muda Simeulue Dukung Dodi Juliardi Bas Jabat Pj Bupati

Pengamat sosial, politik dan pembangunan dari Universitas Abulyatama (Unaya), Dr. Usman Lamreung, MSi mengatakan peninggalan dan peradaban sejarah sebagai identitas, sebagai dasar pijakan menyosong peradaban masa kini untuk mencapai cita-cita masa depan yang lebih baik.

“Maka penting pemangku kekuasaan menjaga, merawat, memelihara, ditambah memperluas kajian riset sebagai dasar pijakan merumuskan kebijakan pembangunan sosial politik, budaya, ekonomi dan pendidikan masa kini kota Banda Aceh,” kata dosen Unaya di Banda Aceh, Senin  (1/7/2024).

Pemko Banda Aceh dengan site plant yang sudah direncanakan dan dilaksanakan adalah revitalisasi Peunayong menjadi Kota Tua, Kuliner dan Taman Kota. Sebuah hasrat yang baik, dengan tujuan melakukan penataan pembangunan wisata sejarah dan kuliner.

Baca Juga :  Marak Terjadi Perusak Baliho, Ketua Poros Muda : InsyaAllah Kami SABAR Menuju Kemenangan

“Namun yang kita sayangkan adalah penataan Peunayong tidak tuntas, tidak selesai dengan apa yang sudah direncanakan,” kata Usman dengan nada tanya.

Pasar tradisional misalnya sudah direlokasi, dipindahkan ke pasar Al Mahirah terlepas dari pro dan kontra. Menurut Usman ia tidak membahas relokasi, tetapi mempertanyakan kenapa Pemko tidak tuntas melakukan penataan dan revitalisasi Peunayong yang saat ini seperti daerah kumuh, dan tak terurus?

Baca Juga :  Wakil Generasi Milenial Berharap Dilibatkan dalam Kontestasi Pilkada di Aceh

Peunayong yang dicanangkan sebagai Kota Tua, pusat kuliner dan taman kota, tetapi tidak berbanding dengan kondisi saat ini, tidak berdampak apapun, malah menjadi kota mati.?

“Nah, maka Pemko janganlah suka basa-basi, dan menggunakan buzzer untuk menjawab suatu kritikan warga. Lebih baik Pemko melanjutkan dan menempati janjinya,” ujarnya.

“Dan bila benar-benar ingin dilakukan penataan  jangan juga  sekedar basa basi, sehingga berdampak baik pada sektor pariwisata, dan  dampak positif juga bagi peningkatan  PAD daerah,” demikian saran Usman Lamreung.

Penulis: Hidayat S

Editor: Redaksi

Share :

Baca Juga

Daerah

Rapat Paripurna DPRK Subulussalam Tertunda 4 Jam

Politik

H. Syibral Malasyi, Restu Ulama Dan Dukungan Warga di Pilkada Pidie Jaya 2024

Politik

Emak – Emak Warakawuri Dukung Muhammad Balia Maju di Pilkada Banda Aceh

Politik

DPD PNBN Aceh Ucapkan Selamat HUT TNI Ke-79: Semakin Dewasa dan Selalu di Hati Rakyat

Daerah

Masyarakat Desa Kuala Makmur Padati Kunjungan Nurhayati di Pantai Teluk Nibung

Politik

Balia Daftar ke PAS, Komit Maju di Pilkada Banda Aceh 2024

Politik

Dimasa Panglima GAM, Sulaiman Manaf Dorong KKR Aceh Lebih Produktif

Politik

Terkait Empat Partai Lokal belum penuhi syarat Pemilu 2024, ini tanggapan DPP PDA Aceh !