Aceh Barat Daya – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupten (DPRK) Aceh Barat Daya (Abdya), Nurdianto meminta Kepala Pelaksanaan (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBD) setempat diganti.
Desakan tersebut diutarakan Ketua DPRK Abdya melalui surat terbuka yang ditulis di akun pribadi Facebooknya pada Sabtu (1/4/2023).
Berdasarkan penelusuran noa.co.id dilaman Medsos Ketua DPRK tersebut, Nurdianto mendesak Penjabat (Pj) Bupati setempat untuk mengevaluasi Armayadi, ST dari Kalak BPBK, bila perlu di ganti.
Dalam postingannya Nurdiantor terlihat geram dengan tingkah Kepala BPBK Armayadi, yang membuat cuitan di Facebook pasca kebakaran yang terjadi di Pusat Kota Blngpidie beberapa hari lalu.
Postingan yang diteruskan ke Pj Bupati Darmansah, Ketua DPRK turut memuat berita salah satu berita online yang judulnya “Buntut Kebakaran di Blangpidie, Postingan Kalak BPBK Abdya Tuai Keritikan Warga,”, dengan diawali cuitan rasa kesal.
Kekesalan tersebut utarakan dengan menulis cuitan. “Surat terbuka untuk Sdr PJ Bupati Abdya. Tolong Evaluasi segera Kepala BPBK Abdya bila perlu Ganti saja, masih banyak di Abdya ini yang punya kemampuan.
Lebih lanjut, dituliskan, bukan hanya bisa me peb-peb di Facebook saja, setiap ada bencana bisanya mengeluh saja, seorang pemimpin nggak mau dikritik oleh rakyatnya jangan jadi pemimpin.
“Duduk saja dan jangan dikasih jabatan biar enggak ada yang kritik,” tulisan Nurdianto Nurdianto.
Sebelumnya Kepala BPBK Armayadi, membuat postingan status di Facebook akun pribadi pada 27 Maret 2023 lalu.
Posting Kepala Pelaksanaan BPBK tersebut dinilai warga telah merendahkan dan menyudutkan pemerintah Kabupaten Abdya, serta telah melukai hati korban yang terdampak musibah kebakaran.
“Supaya tidak menjadi fitnah berkepanjangan. Dan kita tidak makin banyak dosa. Maka biar saya jelaskan melalui FB ini,” tulis Armayadi dalam FB-nya, Senin (27/3/2023).
Dalam postingannya, Kalak BPBK Abdya menjelaskan 9 poin terkait keluhan penanggulangan kejadian bencana di kabupaten berjuluk “Breuh Sigupai” itu.
Dimulai dari pakaian petugas yang sudah lebih 5 tahun tidak diganti, peralatan yang selama ini digunakan petugas Damkar sudah berusia diatas 10 tahun sehingga banyak yang rusak.
Selanjutnya, Tangki dan nozle itu mahal sekali harganya. Umur diatas 10 tahun tentu banyak yang rusak parah dan bocor tapi diakali petugas supaya tetap fungsi.
Sebagai daerah merah bencana, kata Armayadi, Abdya ini belum memikirkan standar minimumnya. Tapi tuntutannya lebih dari kemampuannya. Banjir dan kebakaran hanya berselang 2 hari saja.
Terakhir, Armayadi juga menyarankan kalau masih kurang puas juga, jika kejadian lagi silahkan hubungi Bomba Malaysia. “Mereka lebih handal katanya,” tulisnya.