Sigli – Menjelang berakhirnya masa penugasan seorang Penjabat (Pj), baik Gubernur maupun Bupati/Walkot, khususnya di Aceh, menjadi perhatian dan pembicaraan hangat masyarakat dari berbagai kalangan diberbagai tempat, terutama di Warkop-warkop.
Beda daerah beragam pula pandangan masyarakat terhadap kinerja seorang Pj. Mereka ada yang hanya menilai kinerja seorang Pj dari capaian kegiatan pembangunan fisik saja, tetapi ada yang luput menilai dari capaian yang diawali dengan “Silaturahmi”, dimana, khususnya Aceh, silaturahmi merupakan “kewajiban” bila ingin memasuki suatu tempat.
Adalah Ir. H. Wahyudi Adisiswanto, M.Si., yang dilantik sebagai Pj Bupati Pidie, seiring berakhirnya masa jabatan Bupati Roni Ahmad (Abusyiek) pertengahan Juli 2022 silam. Ia memulai penugasannya sebagai Pj Bupati dengan mengedepankan silaturahmi.
Ia mengunjungi banyak tempat untuk bersilaturahmi, bertemu tokoh masyarakat dan para Ulama, memohon petunjuk dan doa restu mereka, sebagai langkah awal dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan masyarakat dan sebagai bentuk tanggung jawab dalam penugasannya di Pidie.
Pada pertengahan Juli 2023 ini, penugasannya sebagai Penjabat Bupati Pidie yang berumur setahun pun berakhir. Selanjutnya sesuai surat dari Kemendagri nomor 100.2.1.3/2945/SJ tertanggal 5 Juni 2023, sebagai pedoman DPRK untuk mengusulkan nama-nama calon Pj, baik dengan orang yang sama ataupun berbeda.
Dengan demikian, apakah usulan DPRK nantinya, paling lambat disampaikan tanggal 20 Juni 2023 untuk menjadi bahan pertimbangan Mendagri dalam menetapkan Pj Bupati Pidie, akan sesuai dengan keinginan masyarakat.
Keputusan akhir inilah yang saat ini sedang di nanti- nantikan oleh masyarakat Pidie. Dibalik semua itu, masyarakat juga punya harapan- harapan kepada DPRK Pidie dalam mengusulkan nama calon Pj yang menjadi bahan perimbangan Mendagri dalam menetapkan Pj Bupati untuk setahun ke depan.
Terlepas dari hasil akhir yang diputuskan oleh Mendagri, beberapa kalangan memberikan tanggapan mereka terhadap kinerja setahun Pj Bupati Pidie, H. Wahyudi Adisiswanto.
Kepada awak media ini, Sabtu (17/06/2023), Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Pidie, Samidan, “kami dari KTNA mengapresiasikan kepada Pj Bupati Pidie, bapak Wahyudi Adisiswanto, dimana selama beliau menjabat, persoalan pupuk sudah aman, tidak langka lagi”.
“Semua itu atas arahan bapak Pj Bupati, melalui dinas terkait untuk membangun komunikasi dengan Kementan RI, dan Alhamdulillah, pupuk tidak langka lagi di Pidie”.
“Selain itu dalam rangka budidaya bawang merah, sangatlah membantu masyarakat, terutama para pemuda kita bisa tertampung dalam program tersebut, juga program beliau ini bernilai ekonomis, dan akan memperkuat ketahanan pangan daerah kita”.
“Beliau juga dikenal dekat dengan semua kalangan, terlebih dengan para Ulama, ini patut kita banggakan. Disisi lain perhatian dan kepedulian beliau terhadap kehidupan sosial masyarakat, khususnya para petani dan nelayan cukup tinggi. Selama ini, para penyuluh setiap saat mendampingi kelompok-kelompok tani dalam menghadapi persoalan maupun dalam upaya peningkatan mutu dan hasil pertanian”.
“Kami dari KTNA Pidie juga berkeinginan mengadakan pertemuan khusus dengan beliau, untuk kesinambungan dari program sebelumnya, termasuk membicarakan kelanjutan dari hasil Penas KTNA di Padang kemarin”.
“Untuk itu agar kegiatan di bidang pertanian dan perikanan berkesinambungan, maka kami berharap bapak Wahyudi bisa berlanjut sebagai Pj Bupati Pidie”.
Senada disampaikan Panglima Laot Pidie, melalui sekretarisnya, Marfian. AS, “Kesan saya kepada bapak Wahyudi Adisiswanto, saat Penas KTNA di Padang, Sumbar, beberapa hari lalu. Ketika ke Kabupaten Solok dalam rangkaian kegiatan Penas KTNA, di sana pada penyampaian program pertanian dan perikanan, dihadapan Dirjen Holtikultura dan pejabat Kementan RI serta sejumlah Bupati/Walikota yang berhadir, bapak Wahyudi jadi pusat perhatian”.
“Pasalnya yang disampaikannya beliau di sana tentang prospek Pidie dan rencana program ke depan mendapat respon sangat positif dari Dirjen serta para Bupati/Walikota”.
“Halnya mengenai akses pendukung bagi para nelayan, dengan pembukaan jalan menuju Lhok Mon Muni, Batee, dimana dampak langsung bagi para nelayan di sana, mereka bisa melabuhkan perahu dan membongkar hasil tangkapan, dan membawa hasilnya melalui jalan tersebut dengan menghemat biaya operasional, karena tidak harus jauh-jauh ketempat lain dengan biaya besar untuk mendaratkan hasil tangkapan mereka”.
“Juga dengan adanya akses jalan, tempat ini telah dijadikan sebagai objek wisata oleh masyarakat dari berbagai pelosok. Program bapak Wahyudi yang lainnya adalah peremajaan TPI yang sudah ada dan rencana bangun baru beberapa TPI di tempat-tempat para nelayan mendaratkan hasil tangkapan”.
“Dengan demikian, kami masyarakat nelayan menginginkan kelanjutan rencana program beliau, termasuk rencana pembangunan kolam labuh di beberapa TPI bisa segera terwujud, tentunya dengan berlanjutnya kepemimpinan beliau, sesuai harapan dari masyarakat nelayan”.
Sementara itu, Tgk. Rusli Raden, seorang imam di Kota Sigli,” pak Wahyudi ini orangnya tanggap terhadap berbagai persoalan, mau merangkul siapa saja, para tokoh dan Ulama, selalu mengedepankan musyawarah, sehingga suasana bisa aman dan nyaman, seperti dalam menertibkan tanah Tgk Dianjong”.
“Beliau penuh perhatian terhadap kegiatan keagamaan, peduli yatim dan dikenal juga gigih dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat, beliau itu orangnya merakyat, semoga dengan Izin Allah SWT bisa kembali memimpin Pidie”.
Ridwan AB, asal Padang Tiji, “Sepatutnya beliau dipertahankan. Secara kasat mata kita bisa melihat sepak terjangnya, sejak awal menjabat, berbagai kegiatan sukses terlaksana, berbagai penghargaan, baik nasional maupun lokal Aceh dari berbagai kegiatan tersebut diraih Kabupaten Pidie”.
“Dalam menjalankan roda pemerintahan dan setiap kegiatan pun, ia selalu sejalan dengan unsur Forkopimda, Anggota DPRK, serta elemen masyarakat lainnya, hal ini tentunya sebagai wujud dari pemerintahan yang baik”.
Lain halnya penilaian bang Marwan, seorang pedagang di Pasar Sigli, ia merupakan warga Kecamatan Keumala. “saya tidak pernah berjumpa dengan bapak Pj Bupati, tetapi sering mendengar tentang beliau dari kawan- kawan sesama pedagang”.
“Mereka bilang bapak Pj Bupati sering pergi ketempat Abu-abu di dayah. Bapak Pj Bupati juga sering melihat orang yang ke sawah, menjenguk orang sedang banjir, bapak Pj bupati dan Isterinya taat beragama. Saya sering dengar kebaikan beliau dari kawan-kawan. Saya maunya orang seperti ini tetap di Pidie”.
Demikian penilaian masyarakat terhadap Pj Bupati Pidie, Ir. H. Wahyudi Adisiswanto, M.Si., yang dihimpun awak media ini pada Sabtu (17/06/2023). (AA)