NOA | Meulaboh – Penjabat (Pj) Bupati Aceh Barat, Drs. Mahdi Efendi, membuka pertemuan dengan tajuk Dialog Isu Aktual di Aceh Angkatan ke V tahun 2022, yang di inisiasi oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Aceh bekerjasama dengan Badan Kesbangpol Kabupaten Aceh Barat, Kamis (20/10/2022).
Dialog yang digelar di aula Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Aceh Barat tersebut, dihadiri oleh Plh.Kepala Badan Kesbangpol Aceh diwakili Kabid Penanganan Konflik dan Kewaspadaan Nasional Badan Kesbangpol Aceh, Dedy Adrian, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Dr Kamaruzzaman Bustamam Ahmad MA, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Barat, Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Aceh Barat, Kepala Badan Kesbangpol Aceh Barat, dan para undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Pj Bupati Aceh Barat yang juga masih menjabat sebagai Kepala Badan Kesbangpol Aceh, Mahdi Efendi, mengapresiasi Badan Kesbangpol Aceh bersama dengan Badan Kesbangpol Kabupaten Aceh Barat, yang telah menggelar dialog isu aktual Aceh Angkatan ke V tahun 2022 ini di Kabupaten Aceh Barat.
Ia mengatakan forum ini merupakan sarana bagi semua pemangku kepentingan untuk berdialog dalam upaya melakukan pencegahan potensi konflik terhadap berbagai isu aktual yang berkembang, sehingga dapat menciptakan suasana kondusitv, tertib dan aman khususnya di Kabupaten Aceh Barat.
“Dengan terciptanya stabilitas, rasa aman dan damai, serta suasana yang kondusif, maka program pembangunan daerah bisa dilaksanakan secara maksimal,” tambah Mahdi.
Menurutnya, salah satu isu aktual yang mengemuka saat ini adalah momentum Pemilu dan Pilkada yang akan digelar tahun 2024 mendatang.
“Isu tersebut juga menjadi salah satu poin dari 8 isu utama yang menjadi fokus Pemerintah Aceh saat ini,” tutur Mahdi Efendi.
Untuk itu, peranan masyarakat dan Pemerintah khususnya melalui Badan Kesbangpol diharapkan dapat mendukung penyelenggaraan Pemilu 2024, agar berjalan sesuai harapan, dengan kepekaan dan sensitifitas dalam melakukan deteksi dini, terhadap setiap permasalahan yang berpotensi memunculkan konflik sehingga harmonisasi kehidupan masyarakat tetap terjaga.
Di bagian lain, Mahdi juga mengajak semua kalangan untuk mengantisipasi beragam isu aktual lainnya yang berpotensi menimbulkan konflik, seperti persoalan lahan dan batas daerah, peredaran narkoba, hingga penyebaran berita bohong dan ujaran kebencian yang dapat menyebabkan munculnya gesekan di masyarakat pintanya.
“Untuk ini kita berharap adanya peran aktif dari masyarakat dan kelembagaan seperti FKDM, FKUB dan FPK, serta forum kemasyarakatan lainnya, dalam melakukan deteksi dan pencegahan dini terhadap konflik yang dapat mempengaruhi keamanan dan ketentraman masyarakat. Berbagai upaya yang kita lakukan harus bertujuan untuk penguatan perdamaian dan pembangunan berkelanjutan” tutup Mahdi.