PIDIE JAYA – Sekarang ini sudah menjadi kebiasaan dari setiap jenjang sekolah baik dari TK sampai dengan SMA untuk melaksanakan Wisuda bagi murid atau siswa yang menamatkan pendidikannya.
Padahal kebiasaan ini belum tentu bagus untuk sebuah prestasi ke depan, karena dalam momentum tersebut masih banyak wali siswa karena perekonomiannya yang pas pasan. Jangankan membayar untuk acara wisuda, memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari – hari masih meraba – raba.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua LSM Nangroe Siaga Mandiri, Nasaruddin Ismail, S.Pd.i kepada media ini, Sabtu ( 17/6/2023)
” Output dari wisuda itu juga perlu dikaji kembali, sebesar apa manfaat untuk anak didik dan orang tua/wali. Pada prinsipnya kita tidak anti dengan Wisuda untuk murid TK, SD, SMP dan SMA, namun perlu dikaji kembali sistem dan teknis pelaksanaannya agar tidak memberatkan orang tua” sebut Ustaz Am Sapaan akrab Nazaruddin Ismail, S.Pd.i
Maka disini Dinas Pendidikan perlu bersikap untuk mencari ide atau gagasan yang lebih mulia, jangan hanya terkesan seremonial belaka, sehingga hanya menghabiskan uang yang sia – sia, tanpa ada nilai edukasi untuk sekolah dan murid itu sendiri.
Perlu dipahami juga, kondisi ekonomi masyarakat sekarang ini menjadi tolok ukur kita semua, sehingga pendidikan yang ditempuh oleh masyarakat harus diberi kesan yang nyaman dan menyenangkan. Sehingga tidak terlintas dipikiran masyarakat bahwa pendidikan ini mahal dan memberatkan.
Padahal Pemerintah sudah mencanangkan program pendidikan gratis/murah untuk masyarakat melalui dana BOS ( Bantuan Operasional Sekolah) Tapi dengan sebab musabab acara seremonial wisuda ini, seolah olah pendidikan sudah terkesan ekslusif dan tidak bersahabat dengan masyarakat miskin.
Sekali lagi kami menaruh harapan kepada Dinas Pendidikan Pidie Jaya untuk segera menyikapi persoalan yang menjadi keluhan masyarakat. Harus ada sebuah pesan moral yang baik untuk memajukan pendidikan di Pidie Jaya yang ramah, murah dan bersahaja.
Siapa pun pelaksananya baik sekolah swasta maupun negeri, Pemerintah dalam hal ini Dinas pendidikan harus duduk bersama dengan pihak- pihak terkait untuk membahas persoalan dan keluhan masyarakat terkait kegiatan wisuda ini yang sudah menjadi rutinitas dan kebiasaan yang kurang bermanfaat untuk semua kalangan terutama masyarakat miskin.
Harapan kita ke depan Pendidikan di Pidie Jaya harus benar benar bangkit dan maju dengan meraih berbagai prestasi. Sehingga siapa pun yang mengenyam pendidikan tidak terkesan diskriminasi dan eklusif.
Karena tujuan pendidikan itu sendiri sebagaimana disebutkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional di dalam pasal 3 yang bunyinya ” mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab” Pungkasnya (**)
