NOA | Banda Aceh – Lembaga Pemantau Penyelenggara Negara Republik Indonesia (LPPN-RI) Aceh Besar, Muhammad Amin memberikan dukungan atas kebijakan Pemerintah terkait naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) Subsidi. masalahnya, akan ada kenaikan subsidi energi, jika pemerintah tidak menaikkan harga minyak.
“Pemerintah pada tahun 2022 telah mengeluarkan kebijakan pemberian subsidi energi sebesar Rp 502 triliun pada tahun 2022. Ada potensi kenaikan subsidi energi sebesar Rp 198 triliun pada akhir tahun jika pemerintah tidak menaikkan harga BBM,” ungkap Muhammad Amin melalui pesan Whatsapp ke sejumlah redaksi media massa, Jum’at, 26 Agustus 2022.
Lanjutnya, bila kenaikan harga BBM tidak terjadi, artinya subsidi energi Indonesia menjadi Rp 700 triliun. Untuk itu, sebut Muhammad Amin, kenaikan harga BBM menjadi salah satu hal yang diperlukan untuk menekan angka subsidi agar tidak melonjak.
“Masyarakat juga diharapkan menerima kebijakan tersebut dalam membantu ketahanan ekonomi Indonesia,” pintanya.
Kemudian Muhammad Amin turut membandingkan kondisi ekonomi di beberapa negara di ASEAN dan Indonesia. Kata Muhammad Amin, Pemerintah berhasil menahan laju inflasi domestik di angka 4,9%.
“Angka tersebut merupakan angka yang relatif lebih rendah dari sejumlah negara di Asia dan negara maju lainnya dimana saat ini rata-rata negara Asia di kisaran 7% bahkan ada yang mencapai 9%,” ungkap Amin.
Untuk mempertahankan angka tersebut, katanya, salah satunya adalah dengan menaikan harga BBM sehingga perekonomian Indonesia dapat bertahan.
“Untuk itu, masyarakat diharapkan mendukung kebijakan tersebut agar membantu meringankan dampak inflasi di Indonesia,” harap Amin.
Sebagai bandingan, Amin menyebutkan, harga BBM di Indonesia saat ini masih di bawah negara seperti Thailand dan Vietnam. Di Thailand harga BBM dijual Rp 19.500 per liter, Vietnam Rp 16.645 per liter dan Filipina Rp 21.352 per liter.
“Kenaikan harga yang direncanakan oleh Pemerintah tidak akan memberatkan rakyat sehingga perlu adanya sikap dari masyarakat dalam mendukung kebijakan tersebut,” sebut Muhammad Amin.
Seperti diketahui, pemerintah sedang membahas kenaikan harga BBM jenis Pertalite. Pembahasan kenaikan harga Pertalite intens dilakukan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang dipimpin Airlangga Hartarto.
Kemudian, Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengajak masyarakat untuk siap-siap akan potensi kenaikan harga BBM. Menurutnya subsidi energi terlalu membebani APBN dan tidak sehat untuk keuangan negara.