NOA | Banda Aceh – Gunongan merupakan situs budaya peninggalan kesultanan Aceh. Tapi kini bangunan ikonik tersebut sudah banyak dilupakan oleh generasi muda Aceh.
Berada di tepi jalan utama, Gunongan merupakan bukti cinta Sultan Aceh kepada permaisurinya. Bangunan ini merupakan tempat bermain permaisuri raja, yang diperkirakan berdiri antara 1607-1636.
Oleh karena itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh akan mengelar Pekan Tari Gunongan di situs sejarah tersebut.
Pekan Tari Gunongan akan diselenggarakan selama dua hari, 22-23 Oktober 2022 di Taman Gunongan, Banda Aceh.
Para penari akan menampilkan ragam tari kreasi dengan lata belakang bangunan Gunongan. Tari-tari yang ditampilkan akan berkaitan dengan sejarah, fungei, dan cerita-cerita romantisme tantang Gunongan.
Kegiatan itu akan diawali dengan opening Gunongan dance week, yang dilanjutkan dengan penampilan beberapa tari kreasi dari sanggar-sanggar yang ada di Aceh. Dalam ajang tersebut, para pengunjung juga disuguhkan dengan kolaborasi pertunjukan seni rupa dan seni pertunjukan.
Dalam upaya memberikan edukasi dan pengetahuan tentang keAcehan, kebudayaan, dan pertujukan tari. Pekan Tari Gunongan juga akan diselingi dengan diskusi karya pra-pertunjukan.
Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal mengatakan, Pekan Tari Gunongan akan mengangkat salah satu dasar kebudayaan Aceh, berupa tarian.
Dalam kegiatan itu, nilai kekinian dan dasar budaya Aceh inilah yang dipadupadankan dengan beberapa kegiatan, seperti art dance dan pemanfaat ruang seperti halnya cagar budaya Gunongan yang menjadi lokasi kegiatan itu.
“Sehingga event Pekan Tari Gunongan akan memberikan nuansa-nuansa baru kepada masyarakat, dengan tidak menghilangkan roh keAcehan itu sendiri,” ujar Almuniza Kamal.
Ia berharap kegiatan itu bisa memberikan dampak positif terhadap para generasi muda Aceh. Serta kebudayaan Aceh dapat terus dilestarikan, meskipun ada yang berkembang dengan mengikuti zaman.
Sementara Kepala Bidang Bahasa dan Seni Disbudpar Aceh, Nurlaila Hamjah mengatakan, dalam kegiatan akan banyak diisi dengan pementasan tari kreasi dari sanggar-sanggar di Aceh. Tari kreasi yang ditampilkan akan berkaitan dengan gunongan, mulai sejarah, fungsi, hingga peran gunongan pada zamn dahulu, hingga kini.
Kata Nurlaila, kegiatan akan diawali dengan penampilan opening berupa Gunongan Dance Week. Yang merupakan pertunjukan kreasi dengan melakukan pendekatan eksplorasi ruang di Gunongan.
Katanya, gunongan sebagai cagar budaya yang memiliki sejarah panjang di Aceh, kini sudah luput dari perhatian generasi muda di Aceh. Sehingga lewat kegiatan itu, diharapkan para generasi muda akan semakin mengenal sejarah gunongan dan tari-tarian kreasi di Aceh.
Ia merincikan, ada sejumlah sanggar yang akan tampil dalam Pekan Tari Gunongan, yaitu Sanggar Geunaseh dengan tari zapin, Keumala Intan dengan tari meusare-sare, Geunta Nanggroe dengan tari canang trieng, Sanggar Buana dengan tari seudati.
Lalu ada Wondelust dengan tari kreasi, lalu penampilan tari kontemporer cambuk, oblivate dance, sisir tengah ensamble musik, ADT, FADCO, hingga atraksi apin uin ang opening art.
Kata Nurlaila, kegiatan menjadi ajang pelestarian budaya dan ajang edukasi kepada generasi Aceh mengenai tarian dasar dan kreasi di Aceh. []