NOA | Aceh Tenggara – Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Dr. H. Thalib Akbar Selian, Msc minta pemerintah kabupaten aceh tenggara melalui dinas pendidikan dan kebudayaan merenovasi museum sejarah dan kebudayaan yang terletak di desa kampung baru.
Pasalnya, bangunan museum sejarah dan budaya itu kondisinya sangat mengenaskan. Tidak terawat dan dimakan rayap. Seakan keberadaannya benar-benar tak lagi dianggap penting dan nyaris dilupakan.
“Kondisi bangunan rumah museum sejarah dan budaya itu sangat memprihatinkan, terkesan kurang diperhatikan.” Ujar Thalib Akbar saat meninjau rumah museum sejarah dan budaya, Senin (31/7/2023) di desa kampung baru kecamatan badar kabupaten aceh tenggara.
Sementara kepala desa kampung baru Muslim saat ditanya soal kondisi bangunan rumah museum membenarkan pernyataan ketua MAA Thalib Akbar. Ia menyebut rumah museum itu tidak terawat dan dibiarkan tanpa pengelolaan yang jelas.
“Wajar masyarakat enggan berkunjung kesini, kondisinya memprihatinkan, tidak terawat dan seakan dilupakan,” ujar Muslim.
Menurut Muslim pihaknya pernah mengajukan permohonan pengelolaan rumah museum tersebut kepada kepala dinas pendidikan dan kebudayaan aceh tenggara, namun hingga kini belum ada jawaban.
Pengajuan itu dilayangkan muslim melalui surat resmi dari pemerintahan desa dengan nomor 06/K-KB/2023 prihal permohonan pengelolaan museum sejarah dan budaya di desa kampung baru kecamatan badar kabupaten aceh tenggara, tertanggal 3 januari 2023.
Tujuan permohonan itu kata muslim, selain menjaga dan merawat kelestarian bangunan museum ada potensi bagi desa yang dapat dimanfaatkan.
“Jika desa kami diberi kewenangan mengelola museum sejarah dan budaya ini, warga bisa memanfaatkan jasa kuliner dan kesenian saat ada tamu berkunjung ke museum tersebut,” kata muslim.
Selain itu, ia juga minta situs benteng belanda yang terletak di desa kampung baru dapat dibangun kembali, situs bersejarah ini nyaris dilupakan oleh pemerintah kabupaten. Padahal menurut informasi dana perawatan museum sejarah dan budaya ini dianggarkan 100 juta pertahun melalui dinas pendidikan dan kebudayaan aceh tenggara.
Kepala dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten aceh tenggara Julkifli Spd Mpd saat dihubungi via pesan singkat whatsapp terkait pengelolaan museum bersejarah belum menjawab hingga berita ini sampai ke meja redaksi.
Editor: Musnizar