Kenaikan Tarif Cukai Berpotensi Picu Maraknya Rokok Ilegal - NOA.co.id
   

Home / Nasional

Senin, 24 Juni 2024 - 13:27 WIB

Kenaikan Tarif Cukai Berpotensi Picu Maraknya Rokok Ilegal

REDAKSI

Politikus Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono (Foto: noa.co.id/FA)

Politikus Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono (Foto: noa.co.id/FA)

Jakarta – Politikus Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono (BHS) meminta Pemerintah lebih bijak dalam menyusun kebijakan, karena tembakau dan kegiatan merokok sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat. Sehingga naiknya cukai rokok akan menyebabkan dampak yang sangat luas pada perekonomian wilayah sekitarnya.

“Jika cukai rokok terus dinaikkan maka dampaknya bukan hanya dirasakan oleh perokok itu sendiri tapi juga pada ekosistem yang terhubung dengan perokok,” kata Bambang Haryo Soekartono (BHS) dalam keterangannya, Senin, 24 Juni 2024.

Pertama yang terkena dampak adalah belanja rumah tangga. Hal ini akan berujung kepada semakin berkurangnya belanja bahan pangan bergizi kebutuhan keluarga tersebut.

Baca Juga :  Diduga 2 WNA melakukan Pelanggaran Keimigrasian dan Pidana Keimigrasian  

“Apakah perokok mengurangi jumlahnya, atau menurun ke rokok yang lebih murah, yang artinya akan memperluas pasar rokok ilegal atau mereka akan tetap membeli rokok yang sama walaupun dengan harga yang lebih mahal, yang berkonsekuensi pada berkurangnya jatah belanja rumah tangga,” kata BHS.

Kalau belanja rumah tangga berkurang, maka pengatur belanja rumah tangga atau istri dari pria perokok akan mengurangi keperluan pribadi hingga kebutuhan rumah tangga.

Baca Juga :  Bhayangkari bersama YKB Siap Gelar Lomba Lari Skala Internasional Kemala Run 2024

“Jika yang dikurangi adalah belanja bahan pangan, maka besar kemungkinan akan berujung pada berkurangnya bahan nutrisi pada daftar belanja rumah tangga. Artinya, potensi stunting akan meningkat,” kata BHS.

Dampak kedua adalah jika cukai naik dan pembeli rokok menurun maka akan mempengaruhi kelompok usaha yang selama ini terhubung dengan para perokok.

Dampak ketiga adalah jaringan industri rokok. Mulai dari pabrik rokok, buruh pabrik, petani tembakau, buruh di perkebunan tembakau, hingga pelaku usaha di sekitar pabrik rokok. Seperti rumah sewa, pedagang makanan di sekitar pabrik, hingga warung kecil yang selama ini memenuhi kebutuhan para buruh pabrik.

Baca Juga :  Tinjau Kalikangkung, Kapolri Sebut Ada 3 Hal Prioritas Kesiapan Mudik

“Jika penjualan rokok menurun akibat naiknya harga rokok dan masifnya rokok ilegal, maka tak tertutup kemungkinan akan terjadi kebangkrutan pabrik rokok, yang ujungnya pemutusan hubungan kerja untuk sekitar 6 juta buruh di sektor tersebut,” kata BHS.

Belum lagi potensi kehilangan mata pencarian dari para buruh petani rokok, yang jumlahnya sekitar 3 hingga 4 juta orang.

“Artinya, perkebunan tembakau yang tutup, akan mengakibatkan penurunan kesejahteraan di wilayah perkebunan tersebut,” kata BHS.

Penulis: Fajrizal

Editor: Gito Rolis

Share :

Baca Juga

Nasional

Menko Polhukam : Mahasiswa Aset Penting Lakukan Perubahan

Nasional

Kapolda Aceh Sampaikan Belasungkawa atas Meninggalnya AKBP Sutan Siregar

Nasional

Kadispenad: Penerangan TNI AD Garda Terdepan Lawan Hoaks dan Disinformasi

Nasional

Usai Jalani 8 Bulan Penahanan, 5 Mantan FPI Hirup Udara Segar Hari Ini

Nasional

Hadiri Upacara HUT ke-79 TNI, Menko Polhukam: Terima Kasih Atas Dedikasi dan Pengabdiannya

Nasional

Dewan Pers Selesaikan Kasus Pengaduan Pemberitaan di Malang

Nasional

Kapolri Resmikan Gedung Baru Ponpes Assalam, Sekaligus Tinjau Vaksinasi se-Jawa Barat

Nasional

Fachrul Razi, Haji Uma, dan Abdullah Puteh Isi Jabatan Pimpinan Komite DPD RI