Pidie Jaya –Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya dibawah kendali ASLI kembali mendapat sorotan publik, kali ini terkait pelaksanaan kegiatan rapat koordinasi rumah sakit umum daerah Kabupaten Pidie Jaya yang berlangsung di ruang meeting room Grand Bayu Hill Takengoen, Aceh Tengah pada Sabtu 4 Februari 2023.
Kegiatan bertema *Rencana Strategis Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya Dalam Mempercepat Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2023* tersebut mendapat respon cepat dari publik Pidie Jaya dan netizen di dunia maya, pasalnya kegiatan yang alih-alih untuk kepentingan pembangunan Pidie Jaya, namun dilaksanakan di luar daerah yang tentunya Pemda membawa uang daerahnya ke daerah lain. Publik bertanya, apakah Kabupaten Pidie Jaya tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk pelaksanaan kegiatan sekelas itu?
Ada anggapan di warung warung kopi, kegiatan tersebut selain untuk melaksanakan kegiatan juga sebagai Pleuh Breun dalam artian lain refkeksing di awal tahun 2023, karena mungkin di akhir tahun 2022 tidak sempat melaksanakan Heppy news year.
Kegiatan tersebutkan dilaksanakan di salah satu kota wisata yang ada di Provinsi Aceh, wajar donz kami berangkapan demikian, sebut Cek Mun warga Pidie Jaya yang sedang Menikmati pancong.
Beragam tanggapan muncul di beranda media sosial maupun WhatsApp Group masyarakat Pidie Jaya, mulai dari respon datar seperti mengingatkan sosok Bupati Ideal Bang Gade Salam, respon tajam seperti tidak pantasnya kegiatan itu dilaksanakan di luar daerah karena fasilitas di Pidie Jaya masih memadai disamping uang daerah dihabiskan keluar yang idealnya pengusaha perhotelan di Pidie Jaya dapat menerima manfaat sampai dengan respon pedas seperti dugaan Pemkab berfoya-foya dengan uang daerah ke Puncak Grand Bayu Hill.
Lain lagi di media sosial, akun Nasruddin Al Mardudi misalnya membuat postingan ‘ Rumoh Droe Na Jak Bak Rumoh Gob ‘, update status pemilik akun tersebut mendapat respon beragam dari para netter negeri Japakeh yang belakangan ini cukup kritis dan responsif atas sikap Pemda Pijay dibawah naungan pasangan ASLI, karena mereka cukup gerah sudah dan menginginkan perubahan segera terjadi di bumi pemekaran Kabupaten Pidie.(**)