Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi menuturkan, hal itu mungkin karena Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan pembuat kebijakan kemungkinan akan mengangkat suku bunga deposito kawasan euro dari wilayah negatif pada akhir September 2022.
“Saham berjangka AS menunjukkan penurunan 0,81% untuk S&P 500 dan penurunan 1,41% untuk Nasdaq saat dimulai ulang, menghilangkan kilau dari sesi kuat pada hari Senin yang membuat indeks masing-masing naik 1,86% dan 1,68%,” ungkap Ibrahim dalam risetnya, Selasa (24/5/2022).
Baca Juga: 10 Mata Uang Terlemah di Dunia, Rupiah Nomor Berapa?
Selain itu ada peringatan dari keuntungan setelah sinyal dari pemilik Snapchat Snap Inc. juga melihat saham jatuh 28% dalam perdagangan yang diperpanjang.
Sementara ada sedikit tanda positif untuk ekonomi global, dengan kota Shanghai di China diperkirakan akan segera mencabut lockdown-nya dan komentar Presiden AS Joe Biden awal pekan ini tentang kemungkinan pelonggaran perang perdagangan dengan China.
Adapun Federal Reserve AS dapat menaikkan suku bunga targetnya menjadi sekitar 2% pada Agustus 2022, dengan tindakan lebih lanjut tergantung pada bagaimana penawaran dan permintaan mempengaruhi inflasi, Presiden Fed Kansas City Esther George mengatakan pada hari Senin.
Investor sekarang menunggu risalah dari pertemuan terakhir Fed, yang dijadwalkan pada hari Rabu. Reserve Bank of New Zealand akan memberikan keputusan kebijakannya pada hari yang sama, dengan Bank of Korea menyusul pada hari Kamis. Serta menunggu IMP manufaktur global lainnya selama hari ini akan menjadi fokus utama lainnya bagi investor.
Dari sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Mei 2022. Hasilnya sesuai ekspektasi, pasar, suku bunga acuan masih tetap.