Kaum Muda: Generasi Rentan di Tengah Dinamika Zaman - NOA.co.id
   

Home / Opini

Minggu, 17 November 2024 - 17:50 WIB

Kaum Muda: Generasi Rentan di Tengah Dinamika Zaman

AMIR SAGITA

Munawir Khalil, Kalee, mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh Jurusan Ilmu Politik. (Foto.NOA.co.id).

Munawir Khalil, Kalee, mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh Jurusan Ilmu Politik. (Foto.NOA.co.id).

Oleh : Munawar khalil Kalee, Mahasiswa UIN ar-raniry Jurusan ilmu politik

Kaum muda selalu menjadi pusat perhatian di setiap generasi, mereka adalah pewaris masa depan yang diharapkan membawa perubahan positif bagi bangsa dan dunia. Namun, kaum muda sekarang nampaknya selalu di abaikan karena dianggap kurang dari segi pengalaman.

Kaum muda juga menghadapi berbagai tantangan yang membuat mereka rentan, baik dari sisi ekonomi, Pembangunan kedaerahan maupun di sosial kemasyarakatan kaum muda jarang sekali di libatkan.

Ketidakstabilan ekonomi dan penambah angka pengangguran
Kaum muda saat ini menghadapi banyak tantangan ekonomi yang membuat mereka rentan secara finansial. Salah satu faktor utama adalah ketatnya persaingan di dunia kerja.

Banyak lulusan baru yang kesulitan menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka, atau terpaksa menerima pekerjaan dengan gaji rendah dan status yang tidak menentu. Hal ini membuat kaum muda sulit untuk mencapai stabilitas ekonomi jangka panjang. Secara keseluruhan, kaum muda menghadapi berbagai kesulitan yang membuat mereka rentan secara ekonomi.

Baca Juga :  Dua Gerbang Keluar Masuk Aceh

Mulai dari kesulitan mencari pekerjaan yang layak, meningkatnya biaya hidup, hingga kurangnya keterampilan yang dibutuhkan di pasar kerja, semua faktor ini berkontribusi pada ketahanan finansial mereka yang lemah.

Kurangnya dilibatkan di dalam Pembangunan kedaerahan
Kaum muda sering kali kurang dilibatkan dalam proses pembangunan kedaerahan, meskipun mereka memiliki potensi besar untuk berkontribusi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah persepsi bahwa kaum muda belum memiliki pengalaman atau kemampuan yang memadai untuk mengambil peran penting dalam pengambilan keputusan.

Akibatnya, pandangan dan ide-ide segar dari generasi muda sering kali diabaikan. Selain itu, kurangnya keterlibatan ini juga disebabkan oleh minimnya ruang partisipasi yang terbuka bagi kaum muda. Banyak forum atau program pembangunan yang lebih didominasi oleh kelompok yang lebih tua, sehingga suara kaum muda sering kali tidak terwakili.

Baca Juga :  Harga Minyak Goreng Melambung di Pasaran

Padahal, mereka adalah kelompok yang lebih memahami dinamika perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang dapat menjadi dasar bagi pembangunan yang lebih berkelanjutan. Kurangnya pelibatan kaum muda dalam kegiatan sosial kemasyarakatan
Kaum muda sering dianggap sebagai pilar masa depan, namun kenyataannya mereka kerap tidak dilibatkan secara maksimal dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

Hal ini memunculkan kekhawatiran bahwa potensi besar yang dimiliki generasi muda tidak dimanfaatkan secara optimal untuk menghadapi tantangan masyarakat saat ini. Padahal, jika diberi kesempatan, kaum muda memiliki kemampuan untuk memberikan pandangan segar dan inovatif terhadap berbagai persoalan.

Banyak dari mereka yang telah menunjukkan kepedulian melalui gerakan independen seperti program pemberdayaan masyarakat, aksi lingkungan, dan kampanye kesadaran sosial. Namun, inisiatif ini sering berjalan terpisah dari struktur sosial formal karena kurangnya dukungan atau ruang kolaborasi yang memadai.

Baca Juga :  Tokoh Muda Pidie Jaya : Panitia Peyelenggara Pilkada Jangan Lagi Bikin Malu Masyarakat

Pelibatan kaum muda bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga investasi bagi masa depan. Dengan memberdayakan mereka, masyarakat tidak hanya mendapatkan ide-ide baru tetapi juga membangun sinergi untuk menciptakan perubahan yang lebih berarti dan berkelanjutan.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan perlu membuka ruang lebih besar bagi kaum muda. Melalui pelatihan, keterlibatan dalam musyawarah pembangunan, dan dukungan terhadap inisiatif lokal yang digagas oleh kaum muda, potensi mereka dapat dioptimalkan.

Dengan demikian, pembangunan kedaerahan tidak hanya menjadi tanggung jawab segelintir pihak, tetapi juga melibatkan generasi muda sebagai pilar utama kemajuan.

Editor: Amiruddin MK

Share :

Baca Juga

Opini

Memahami Qanun Lembaga Keuangan Syariah

Opini

Menjelang 25 Tahun Kabupaten Aceh Singkil, Reptil Buaya masih menghantui warga  

Opini

Saya Tahu, Siapa Dia. Walau Dia tak Tahu Saya

Opini

Dua Gerbang Keluar Masuk Aceh

Opini

Bagaimana Cara Memperoleh Ilmu Pengetahuan?

Opini

Himastra 07 UIN Arraniry Banda Aceh : Idul Fitri, Momen Penting untuk Menebalkan Tali Silaturahmi dan Merajut Kembali Keharmonisan Sosial

Opini

Ziarah Kubur dan Keutamaan Mengunjungi Handai Taulan

Opini

Sang Kandidat

You cannot copy content of this page

error: Content is protected !!