Data bursa Intercontinental Exchange (ICE) hingga pukul 10:07 WIB menunjukkan, harga minyak Brent kontrak Agustus 2022 turun 1,33% di USD120,39 per barel, sementara Brent untuk pengiriman September 2022 merosot 1,31% di USD117,46 per barel.
Baca Juga: Mendag Lutfi Ungkap Alasan Harga Minyak Goreng Masih Mahal
West Texas Intermediate (WTI) Juli 2022 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) tertekan 1,33% di USD119,07 per barel, sementara WTI Agustus 2022 koreksi 1,37% di USD116,50 per barel. Harga minyak jatuh pagi ini setelah pejabat China memperingatkan pada Minggu kemarin (12/6) terkait penyebaran Covid-19 yang ‘ganas’ di ibu kota dan mengumumkan rencana untuk melakukan tes virus massal di Beijing hingga Rabu depan (15/6).
Selain China, pasar minyak juga masih mengkhawatirkan kenaikan suku bunga menyusul lonjakan inflasi AS. “Kekhawatiran greenback dan stagflasi yang lebih kuat terbukti menghancurkan tren bullish pasah minyak,” kata Analis SPI Asset Management, Stephen Innes, dilansir Reuters, Senin (13/6/2022).
Stephen menilai kebijakan lockdown China masih dapat membebani harga minyak ke depan. Namun, pasar dinilai akan fokus terhadap data permintaan China untuk menguji seberapa besar dampak pengetatan mobilitas terhadap konsumsi minyak. “Saat ini sentimen lockdown masih cukup besar dalam beberapa minggu mendatang karena permintaan saat ini jauh dari kondisi normal,” lanjutnya.
Baca Juga: China Lockdown Lagi, Harga Minyak Mentah Terkoreksi
Seperti diketahui, Brent dan WTI sempat menguat lebih dari 1% pada minggu lalu, setelah rilis data AS menunjukkan adanya permintaan yang kuat.
Lihat Juga: Panas Dingin Harga Batu Bara Masih Melanda