Kapal Induk Rusia Tenggelam, Ukraina Klaim karena Serangan Rudal - NOA.co.id
https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3737086233511293
   

Home / News

Jumat, 15 April 2022 - 10:23 WIB

Kapal Induk Rusia Tenggelam, Ukraina Klaim karena Serangan Rudal

REDAKSI

DUNIA, NOA

Kapal induk Rusia tenggelam di Laut Hitam tidak berapa lama setelah ledakan dan kebakaran yang diklaim Ukraina sebagai serangan rudal dari mereka.

Kapal dengan sistem peluru kendali Moskva ini telah memimpin angkatan laut Rusia dalam perang dengan Ukraina yang terjadi sejak 24 Februari lalu.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan ledakan yang terjadi di kapal itu akibat amunisi yang meledak dan kerusakan yang diakibatkannya telah menyebabkan kapal “kehilangan keseimbangan” saat sedang ditarik ke pelabuhan.

“Mengingat laut berombak, kapal tenggelam,” kata kantor berita Rusia TASS, seperti dikutip AFP.

Pilihan Redaksi
  • Daftar Senjata AS Rp11 T yang Akan Dikirim Lagi ke Ukraina
  • Rusia Tuduh Ukraina Serang Desa Perbatasan, Penduduk Diungsikan
  • Prancis Umumkan Segera Kembalikan Kedutaannya di Ukraina ke Kyiv

Di sisi lain, juru bicara militer Odessa Sergey Bratchuk dari Ukraina justru mengatakan kapal itu telah dihantam oleh rudal Neptune dari pihak mereka.

Baca Juga :  Indikasi Kerugian Negara Lebih 10 Milyar Rupiah, Kasus Korupsi Beasiswa Tahun 2017 Tanpa Kejelasan

Di Washington, juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan bahwa dia tidak dapat memverifikasi versi mana pun, tetapi menekankan bahwa tenggelamnya Moskva merupakan “pukulan besar” bagi armada Rusia.

Ukraina memang terus melakukan perlawanan terhadap Rusia. Apalagi Amerika juga telah meluncurkan paket bantuan militer ke negara itu untuk membantu Ukraina mengusir Rusia di timur, dari howitzer hingga pengangkut personel lapis baja dan helikopter.

Tidak ada listrik dan air

Di sisi lain, Rusia masih berusaha merebut Donbas, di mana separatis yang didukung Rusia juga menguasai daerah Donetsk dan Lugansk. Ini memungkinkan Moskow untuk membuat koridor selatan ke semenanjung Krimea yang telah mereka duduki.

Tetapi, hujan yang telah mengguyur wilayah itu selama berhari-hari dapat mendukung Ukraina dalam perjuangannya melawan invasi pasukan Rusia, kata seorang pejabat senior Pentagon, Kamis.

“Fakta bahwa tanahnya lebih lunak akan mempersulit mereka untuk melakukan apa pun di luar jalan raya beraspal,” kata pejabat itu, yang berbicara tanpa menyebut nama.

Baca Juga :  Makin Ganas, Rusia Rudal Depot Bahan Bakar di Ukraina Tengah

Armada Laut Hitam Moskow telah memblokade kota pelabuhan selatan Mariupol yang terkepung, di mana para pejabat Rusia mengatakan mereka memegang kendali penuh.

Dalam apa yang tampaknya menjadi tuduhan resmi pertamanya atas pelanggaran yang menargetkan Rusia, Kremlin mengatakan setidaknya enam serangan udara telah menghantam bangunan tempat tinggal di wilayah perbatasan Bryansk dan melukai tujuh orang termasuk seorang balita.

“Menggunakan dua helikopter militer yang membawa persenjataan berat, angkatan bersenjata Ukraina secara ilegal memasuki wilayah udara Rusia,” kata Komite Investigasi Rusia.

Rusia memicu kekhawatiran akan kembalinya konflik di sekitar Kyiv pada hari Rabu ketika negara itu mengancam akan menyerang pusat komando serangan ibukota sebagai pembalasan atas setiap serangan Ukraina di tanah Rusia.

Namun di Ukraina timur, warga sipil mengatakan mereka “tidak beristirahat” dari pemboman, termasuk di Severodonetsk, kota timur terakhir yang masih dipegang oleh pasukan Ukraina.

Baca Juga :  Uni Eropa Sepakat Tambah Bantuan Militer ke Ukraina hingga US$1,63 M

Gubernur Lugansk Sergiy Gaiday mengatakan sekarang tidak lebih dari kota hantu, di mana pemukiman hanya beberapa kilometer dari garis depan telah mengubur 400 warga sipil.

“Tidak ada listrik, tidak ada air,” kata Maria, yang tinggal bersama suami dan ibu mertuanya, kepada AFP di tengah hiruk pikuk penembakan yang menurutnya tidak pernah berhenti.

“Tapi aku lebih suka tinggal di sini, di rumah. Jika kita pergi, ke mana kita akan pergi?”

Sementara itu, di timur dan selatan Ukraina, evakuasi terhadap warga sipil telah ditetapkan akan dilanjutkan pada Kamis. Hal ini diungkap oleh Wakil Perdana Menteri Iryna Vereshchuk.

Lebih dari 4,7 juta warga Ukraina telah meninggalkan negara mereka dalam 50 hari sejak invasi Rusia.

(tst/agn)

[Gambas:Video CNN]

Sumber Berita

Share :

Baca Juga

News

Pangdam IM Terima Wawancara Terkait Pahlawan Nasional dari Aceh

Nasional

Seorang Anak Dikabarkan Hanyut di Sungai Alas

Nasional

Ketua Komite I DPD RI Kunjungi Rumah Almarhum Imam Masykur, Fachrul Razi: Rakyat Aceh Minta Pelaku Dipecat dan Hukuman Mati

News

Petugas Penyelenggara Haji Embarkasi Aceh Dilantik

News

Pekan Olahraga Kota Subulussalam Resmi Ditutup

News

Tiba di Meuligoe Aceh Tamiang, Pj Gubernur Berbalas Pantun dengan Bupati

News

8 Tahun Berkarya, MNC Play Terus Melakukan Inovasi dan Meningkatkan Kualitasnya

News

Lewat Kotaku, Gampong Meunasah Balek Akan Dibangun Jalan Pingir Sungai

You cannot copy content of this page

error: Content is protected !!